Selasa 13 Oct 2020 15:27 WIB

Polisi Siapkan Seribu Rompi untuk Wartawan Peliput Demo

Polda Metro Jaya menyiapkan seribu rompi untuk wartawan peliput demonstrasi.

Rep: Ali Mansur/ Red: Andi Nur Aminah
Kapolda Metro Jaya - Irjen Nana Sudjana
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Kapolda Metro Jaya - Irjen Nana Sudjana

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengaku pihaknya telah menyiapkan rompi untuk para pekerja media atau wartawan yang meliput aksi demonstrasi. Rompi khusus itu diberikan agar bisa menjadi pembeda antara wartawan dengan massa yang mengikuti aksi unjuk rasa.

"Kami menyiapkan rompi untuk rekan-rekan wartawan jadi hari ini kami lakukan. Kami melihat beberapa pengalaman ada rekan-rekan pers yang kemudian ikut diamankan oleh aparat keamanan," ujar Nana di Jakarta Pusat, Selasa (13/10).

Baca Juga

Sehingga dengan ada rompi ini, kata Nana, bisa menjadi pembeda antara wartawan dengan para pendemo. Apalagi kelompok yang melakukan anarkis ataupun kelompok anarko. Namun, Nana juga tetap mengharapkan agar para wartawan tetap menjaga jarak dengan massa demonstrasi ataupun kelompok yang kemudian mengarah ke kerusuhan. 

"Disiapkan sebenarnya, untuk rekan-rekan pers ada seribu. Biar kelihatan berbeda dengan aparat, berbeda dengan pendemo. Kemudian punya identitas sendiri, ini setiap dipakai mungkin ada aksi itu," ungkap Nana.

Nana mebgatakan, untuk wartawan yang belum mendapatkan rompi diharapkan menghubungi Kabid Humas Polda Metro Jaya. Diharapkan, setiap ada aksi-aksi seperti unjuk rasa, rompi tersebut dapat digunakan oleh wartawan.

Sebelumnya, akhir-akhir ini setiap aksi demonstrasi yang berujung pada kerusuhan, para pekerja media kerap mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari aparat Kepolisian. Tak terkecuali pada aksi unjuk rasa penolakan Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja pada Kamis (9/10). Aparat bersikap represif terhadap sejumlah wartawan.

Para awak media pun tidak luput dari bogeman mentah aparat yang semestinya melindungi mereka yang tengah meliput demonstrasi. Bahkan, selain penganiayaan secara fisik, ponsel sebagai senjata peliputan pun dirampas. Salah satunya menimpa wartawan Merahputih.com, Ponco Sulaksono, yang sempat ditahan di Mapolda Metro Jaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement