Selasa 13 Oct 2020 13:08 WIB

Mensos Siapkan Logistik Antisipasi Bencana Dampak La Nina

Kemensos telah menyiagakan sekitar 40 ribu relawan Tagana dari berbagai daerah.

Rep: Dessy Suciati Saputri  / Red: Ratna Puspita
Menteri Sosial Juliari P Batubara
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Sosial Juliari P Batubara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BMKG memprediksi fenomena La Nina yang terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia akan terjadi hingga akhir tahun nanti. Untuk mengantisipasi dampak bencana akibat fenomena La Nina ini, Menteri Sosial Juliari Batubara telah menyiapkan penanggulangan bencana alam, baik dari prabencana, darurat bencana, hingga pascabencana.

Ia mengatakan, Kemensos telah menyiagakan sekitar 40 ribu relawan Tagana dari berbagai daerah di Indonesia serta menyiapkan kampung siaga bencana di daerah rawan. Menurutnya, daerah rawan bencana pun dapat mengandalkan komunitas di daerahnya untuk menangani jika terjadi bencana.

Baca Juga

Selain itu, Kemensos juga telah menyiapkan logistik dan peralatan yang dibutuhkan serta bekerjasama dengan pemerintah daerah. “Kesiapan logistik dan peralatan dari Kemsos yang mulai sebelum bencana sudah kami siagakan, buffer stocknya baik bantuan makanan, peralatan dasar yang dibutuhkan pada saat bencana,” kata Juliari saat konferensi pers usai rapat terbatas dengan Presiden, Selasa (13/10).

Juliari memastikan, pemerintah siap melakukan penanganan dan memberikan bantuan jika terjadi bencana alam. “Instruksi Presiden kepada Kemensos adalah, pada saat darurat bencana atau bencana datang, bantuan-bantuan kebutuhan dasar yang dibutuhkan masyarakat terdampak bencana bisa segera didistribusikan,” jelasnya.

photo
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati - (Republika TV/Havid Al Vizki)

Sementara itu, BMKG meminta agar seluruh wilayah Indonesia mewaspadai curah hujan yang tinggi dampak dari La Nina hingga akhir tahun nanti. Meskipun daerah Sumatera tidak terkena dampak La Nina, curah hujan di daerah tersebut termasuk dalam kategori curah hujan tinggi, yakni di bagian barat Sumatera dari Aceh hingga selatan Lampung.

“Sehingga kesimpulannya mulai Oktober-November seluruh wilayah Indonesia perlu diwaspadai. Bagaimana Desember? La Nina itu semakin menguat. Indeksnya semakin 1 atau melampaui 1. La Nina menengah, bukan lemah,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Sedangkan untuk wilayah Jawa, curah hujan tanpa adanya fenomena La Nina juga masuk dalam kategori curah hujan tinggi. Sehingga diperlukan kewaspadaan di seluruh daerah di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement