Selasa 13 Oct 2020 07:16 WIB

Kafe Kopi di China Didenda Rp 4,3 M karena Pesanan Fiktif

Salah satu jaringan kafe terluas di China membuat pesanan palsu kelabui konsumen

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Segelas Kopi (Ilustrasi)
Foto: Pixabay
Segelas Kopi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Salah satu kafe berjaringan terluas di China dikenai denda sebesar 2 juta yuan atau sekitar Rp 4,3 miliar setelah kedapatan membuat 123 juta pesanan palsu. Badan Regulasi Pasar China (SAMR) dalam keputusannya yang dipublikasikan pada Senin (12/10) menjatuhkan sanksi denda tersebut kepada lima perusahaan, utamanya Luckin Coffee China Co Ltd.

Luckin Coffee China dan Luckin Coffee Beijing selama periode April-Desember 2019 bekerja sama dengan beberapa perusahaan pihak ketiga untuk memalsukan 123 juta pesanan. Demikian isi putusan tersebut yang beredar di sejumlah media.

Baca Juga

Institusi yang mengatur persaingan usaha di China itu mengungkapkan bahwa Luckin Coffee menyewa beberapa individu dan perusahaan untuk membuat pesanan palsu. Perbuatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan catatan transaksi perbankan sehingga bisa menyesatkan konsumen.

Institusi tersebut memerintahkan pengelola kafe berjaringan itu untuk mengakhiri skandal dan bersaing secara sehat. Luckin Coffee yang dikenal juga dengan Ruixing Kafei didirikan di Beijing pada Oktber 2017. Namun baru Januari 2018 membuka kedai pertamanya di Beijing dan Shanghai.

Pada tahun itu pula Luckin Coffee membuka 1.300 kedai di seluruh daratan Tiongkok. Jumlah itu melampaui kedai milik Costa Coffee untuk menempati posisi kedua kafe terbesar di China.

Dalam beberapa tahun terakhir, persaingan kafe di China makin ketat seiring dengan perubahan gaya hidup masyarakat setempat. Kawula muda mulai menggemari minum kopi setelah teh yang sudah menjadi tradisi sejak berabad-abad.

Perubahan gaya hidup inilah yang mendorong Starbucks membuka kedai terbesarnya yang sekaligus pusat edukasi kopi di Shanghai dua tahun lalu. Starbucks Reserve Roastery di Shanghai merupakan kedai dan pusat edukasi kopi milik Starbucks terbesar pertama yang dibangun di luar Amerika Serikat.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement