Selasa 13 Oct 2020 06:52 WIB

UGM Terus Lakukan Penyesuaian Pembelajaran Selama Pandemi

Mahasiswa kedokteran dan keperawatan tak berhubungan langsung dengan pasien Covid-19

Rep: wahyu suryana/ Red: Hiru Muhammad
Kampus UGM.
Foto: Wahyu Suryana.
Kampus UGM.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN--Ketua Satgas Covid-19 UGM, Dr. Rustamadji menuturkan, UGM melakukan sejumlah penyesuaian dalam melaksanakan pembelajaran selama pandemi. Walaupun, kegiatan pembelajaran sampai saat ini memang masih dilaksanakan secara daring.

Tapi, bila terpaksa lakukan pembelajaran tatap muka, pelaksanaannya sesuai protokol kesehatan dan waktu disarankan tidak lebih 30 menit. Belajar dari penularan SARS-CoV2, Rustamadji merasa, jaga jarak menjadi faktor penting.

Kemudian, mereka telah melakukan pengaturan ruang kuliah dengan mengurangi populasi sampai 60 persen. Termasuk, di tempat-tempat praktukum, studio dan lokasi-lokasi lain yang diketatkan agar tetap menerapkan protokol kesehatan. "Semaksimal mungkin mengurangi kegiatan luring dan memperkuat pembelajaran daring, termasuk praktikum, skill laboratorium dan kunjungan ke RS diganti daring," kata Rustamadji, Senin (12/10).

Mahasiswa pendidikan dokter, dokter gigi, apoteker, kebidanan dan keperawatan ditempatkan tidak berhubungan langsung penderita Covid-19. Pendidikan spesialis yang potensi berhubungan dengan pasien wajib memperhatikan modifikasi sekitar dan protokol kesehatan. "Penerapan protokol kesehatan, APD dan sarana pendukung bagi peserta didik yang berpotensi tertular Covid-19," ujar Rustamadji.

Langkah lain yang dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 dilaksanakan lewat promosi penggunaan makser dan cuci tangan di lingkungan kampus. Selanjutnya, selalu menekankan penerapan etika batuk dan bersin. Mahasiswa juga diminta disiplin mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun. 

Selain itu, melakukan pengurangan jumlah individu bekerja di kantor dengan sistem 14 hari WfO dan 14 hari WfH, serta menjaga kebersihan lingkungan. Untuk mendukung pembelajaran dilakukan pula penguatan fasilitas layanan kesehatan.

"Kemudian, penguatan kemampuan pelacakan, penelusuran dan pengujian, penyiapan sarana isolasi dan promosi adaptasi kebiasaan baru," kata Rustamadji. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement