Senin 12 Oct 2020 22:52 WIB

250.000 Jamaah Diperbolehkan Tunaikan Umroh pada Tahap Kedua

Jamaah haji asing akan diizinkan untuk melakukan umroh mulai 1 November.

250.000 Jamaah Diperbolehkan Tunaikan Umroh pada Tahap Kedua (ilustrasi).
Foto: REUTERS/Yasser Bakhsh
250.000 Jamaah Diperbolehkan Tunaikan Umroh pada Tahap Kedua (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH -- Sebanyak 250.000 jemaah haji dalam negeri akan diizinkan untuk melakukan umroh pada tahap kedua sebagai bagian dari dimulainya kembali secara bertahap haji dan kunjungan ke Dua Masjid Suci mulai Ahad (18 Oktober). Para jamaah juga akan diizinkan untuk mengunjungi Rawdah Sharif dan area masjid tua di Masjid Nabawi di Madinah mulai 18 Oktober dan seterusnya. Perpanjangan dan halaman Masjid Nabawi telah dibuka untuk jamaah untuk sholat wajib efektif mulai 31 Mei tahun ini.

Dilansir Saudi Gazette, Senin (12/10), Hani Al-Omairi, anggota Komite Nasional Haji dan Umroh, mengatakan kepada Saudi Gazette bahwa lebih dari 600.000 jemaah akan diberikan izin untuk melakukan sholat di Masjidil Haram bersama dengan lebih dari 250.000 jamaah umroh selama tahap kedua bertahap. dimulainya kembali layanan Umroh dan kunjungan ke Dua Masjid Suci. Jemaah perlu mendaftar melalui Aplikasi Eatmarna untuk mendapatkan izin umroh serta mengunjungi Masjidil Haram dan Rawdah Syarif.

Jamaah haji asing akan diizinkan untuk melakukan umroh dan mengunjungi Rawdah mulai 1 November, yang menandai dimulainya fase ketiga pencabutan bertahap dari penghentian sementara layanan.

Al-Omairi, yang juga anggota Saudi Society for Travel and Tourism, mengatakan hingga saat ini belum jelas berapa banyak negara yang akan memperbolehkan jomaah umrahnya karena merebaknya pandemi virus corona di negara-negara tersebut. “Semua berharap pihak berwenang segera mengumumkan rincian negara dari mana jamaah bisa datang untuk melakukan umrah efektif dari tahap ketiga dimulainya kembali layanan umrah,” katanya.

 

Al-Omairi mencatat bahwa mekanisme telah disusun di mana bus akan diizinkan untuk beroperasi tidak lebih dari 40 persen dari kapasitas. Demikian pula, hanya dua jamaah umrah yang diizinkan untuk tinggal di satu kamar dan itu sepenuhnya sesuai dengan tindakan pencegahan terhadap virus corona.

Kementerian Haji dan Umrah, bekerja sama dengan pihak berwenang terkait, menerima gelombang pertama pelaksana Umrah, termasuk warga negara dan ekspatriat pada 4 Oktober.

Menurut rencana strategis yang dikembangkan oleh lembaga pemerintah, tahap pertama melanjutkan umroh menyaksikan sedikit jumlah yang tidak melebihi 6.000 pelaksana Umroh per hari, dan setiap kelompok dialokasikan hanya tiga jam untuk menyelesaikan ritual Umroh, yang memungkinkan penerapan rencana ini di tengah tindakan pencegahan tingkat tinggi.

Sebagai bagian dari tindakan ini, Masjidil Haram disterilkan 10 kali setiap hari. Ada sterilisasi sebelum masuk dan setelah keluar setiap jamaah haji. Air zamzam dibagikan kepada jamaah dalam kemasan botol.

Para peziarah dilarang mendekati Kabah Suci dan Batu Hitam (Hajar Al-Aswad). Tawaf (mengelilingi Ka'bah) dilakukan di luar penghalang sementara yang dipasang di sekitar Ka'bah di mataf. Tim medis khusus disiapkan untuk melayani para peziarah. Ada area yang dikhususkan untuk isolasi medis jika ada dugaan kasus virus corona di antara para jemaah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement