Senin 12 Oct 2020 18:41 WIB

Goldman Sachs: Hasil Pemilu AS tak Pengaruhi Prospek Migas

Kemenangan Demokrat di Pemilu AS dinilai bisa jadi katalisator positif sektor energi

Red: Nur Aini
Goldman Sachs
Foto: understory.ran.org
Goldman Sachs

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Goldman Sachs mengatakan hasil pemilu Amerika Serikat tidak akan memengaruhi prospek minyak dan gas alam yang ditandai dengan kenaikan harga saham (bullish) dan menilai kemenangan besar Partai Demokrat dapat menjadi katalisator positif untuk sektor-sektor energi.

Goldman, yang merupakan bank investasi dan perusahaan jasa keuangan Amerika, menegaskan kembali pandangannya tentang prospek sektor gas alam dan minyak tahun 2021, dengan mengatakan pendorong harga yang lebih tinggi menggantikan hasil potensial dari pemilihan AS.

Baca Juga

"Perputaran harga minyak baru-baru ini, yang naik pada hari-hari dengan ekspektasi stimulus yang lebih tinggi dan melemahnya dolar, menunjukkan bahwa pemilihan Biden dan keunggulan Partai Demokrat pada kenyataannya dapat membuktikan katalis bullish untuk minyak," kata bank tersebut.

Pihak Goldman juga menambahkan bahwa harga gas alam juga dapat menguat. Hasil jajak pendapat menunjukkan kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden meraih keunggulan substansial atas Presiden Donald Trump secara nasional, meskipun dengan keunggulan yang lebih sempit di beberapa negara bagian yang mungkin menjadi penentu dalam pemilihan presiden 3 November.

Menurut Goldman, sejumlah pengaruh yang menghambat kemajuan untuk produksi minyak dan gas Amerika Serikat akan meningkat lebih lanjut di bawah pemerintahan Biden, dengan potensi peraturan yang meningkatkan biaya produksi gas/minyak serpih dan mengurangi sumber daya gas/minyak serpih yang dapat dipulihkan.

Prioritas Biden untuk penanganan perubahan iklim juga menunjukkan penyebaran yang lebih cepat dari sumber energi terbarukan daripada yang diperkirakan saat ini. Goldman menambahkan bahwa agenda semacam itu akan membutuhkan infrastruktur baru, yang di samping kemungkinan besar membutuhkan stimulus fiskal awal, akan mengarah pada permintaan minyak yang lebih tinggi di tahun-tahun mendatang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement