Senin 12 Oct 2020 16:11 WIB

Kemenangan City dan Misi Pep Guardiola di Liga Champions

City jelas diunggulkan untuk melenggang mulus dari Grup C Liga Champions.

Pep Guardiola
Foto: AP/Marc Atkins/Pool Getty
Pep Guardiola

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika legenda Chelsea Didier Drogba mengangkat kertas bertuliskan nama Manchester City dari salah satu jambangan undian fase grup Liga Champions 2020/21 di Swiss, 1 Oktober lalu, itu adalah tonggak kemenangan The Citizens atas UEFA.

Sekira tiga bulan sebelumnya, City masih bergulat dengan UEFA di Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) atas sanksi larangan tampil di kompetisi Eropa selama dua tahun sebagai hukuman terkait pelanggaran aturan Kepatutan Finansial (FFP).

Baca Juga

Pada 13 Juli 2020, CAS mengeluarkan putusan bahwa City tidak melanggar FFP. Sanksi dibatalkan dan City hanya perlu membayar denda sebesar 10 juta euro saja, atau tak sampai 10 persen dari total 156,8 juta euro yang mereka belanjakan di bursa transfer musim panas 2020/21.

City sebetulnya berkesempatan menandai kemenangan itu dengan penampilan gemilang dalam kelanjutan Liga Champions 2019/20, tetapi mereka secara mengejutkan disingkirkan oleh Olympique Lyon di babak perempat final.

Hasil itu menandai untuk ketiga kalinya, Guardiola tak mampu meruntuhkan tembok perempat final di Liga Champions. Guardiola kini berkesempatan lagi untuk mewujudkan mimpi besar klub kaya yang ditopang dana Timur Tengah itu untuk jadi jawara Eropa.

Di atas kertas, City jelas diunggulkan untuk melenggang mulus dari Grup C di mana mereka tergabung jawara Portugal Porto, wakil Prancis Marseille serta klub Yunani Olympiakos.

Dari 156,8 juta euro yang digelontorkan City di bursa transfer kali ini, lebih dari 100 juta di antaranya dibelanjakan untuk memperkuat lini belakang, yang disebut-sebut jadi persoalan akut sejak kepergian Vincent Kompany.

Bek muda Portugal Ruben Dias yang dibeli seharga 68 juta euro diyakini Guardiola jadi resep mujarab untuk mempertebal palang pintu pertahanan City berbarengan dengan bekas bek andalan Bournemouth, Nathan Ake, yang ditebus senilai 45,3 juta euro.

Kehadiran Kevin de Bruyne, yang baru saja dinobatkan sebagai Gelandang Terbaik UEFA 2019/20, jelas penting sebagai kreator utama serangan City ditambah kedatangan talenta muda Spanyol Ferran Torres.

Permasalahan City hanyalah lini depan mereka, mengingat penyerang tajam Sergio Aguero mulai menua dan kerap diganggu cedera. Sehingga keputusan tak mendatangkan penyerang baru di level senior, berarti Guardiola bertumpu kepada Raheem Sterling dan Gabriel Jesus yang tak kunjung menemukan konsistensi serta kerap terjebak demam panggung di laga-laga penting.

Pendamping City

Apapun permasalahan yang saat ini dihadapi City rasanya tak cukup memberatkan langkah mereka untuk melangkah ke fase gugur dan mungkin perempat final, sebelum kemudian persoalan tembok mental menanti untuk ditaklukkan.

Dengan demikian, boleh dibilang Porto, Marseille dan Olympiakos berebut tempat untuk bisa lolos ke babak gugur bersama City.

Dari ketiga tim itu, hanya Porto dan Marseille yang punya sejarah mengangkat trofi Si Kuping Besar, sesuatu yang bahkan masih hanya berupa mimpi bagi City.

Kendati kehilangan talenta muda Fabio Silva dan bek berpengalaman Alex Telles, Porto cukup aktif di bursa transfer mendatangkan sembilan permain, enam di antaranya secara permanen.

Dalam tenggat transfer musim panas 2020/21, Porto menyepakati tiga kesepakatan peminjaman yakni bek Malang Sarr dari Chelsea, gelandang Marko Grujic dari Liverpool dan penyerang Felipe Anderson dari West Ham United.

Keputusan itu ditempuh tiga hari setelah menelan kekalahan dari tim papan tengah Maritimo di pekan ketiga Liga Primeira Portugal.

Kedatangan Anderson tentu diharapkan membantu Moussa Marega yang bakal tetap menjadi andalan lini depan Porto.

Porto bakal melakoni reuni kecil dengan Andre Villas-Boas, yang sempat membimbing mereka menjuara Liga Europa pada 2011.

Sosok yang sempat dianggap sebagai calon pelatih hebat itu kini menukangi Marseille dan di musim perdananya sukses mengantarkan jawara edisi inagurasi Liga Champions itu kembali ke kasta tertinggi Eropa setelah absen enam tahun.

Di tangan Villas-Boas, Marseille dianggap sebagai kandidat terkuat untuk menjegal hegemoni Paris Saint-Germain di Liga Prancis, sayang musim 2019/20 dihentikan lebih awal karena dampak pandemi COVID-19.

Musim ini, Marseille juga berhasil menumbangkan PSG, tetapi itu hanya menjadi satu dari dua kemenangan mereka di Liga Prancis dari enam pertandingan yang sudah dijalani.

Dimitri Payet akan tetap menjadi pilar utama Marseille, sembari menanti debut talenta muda menjanjikan asal Brazil Luis Henrique yang baru didatangkan akhir September lalu.

Di antara empat tim Grup C, Olympiakos boleh dibilang cuma ditopang kemampuan finansial minimum terlihat dengan keputusan mereka melakukan perekrutan gratis tiga pemain gaek yakni Rafinha, Yann M'Villa dan Jose Holebas.

Tiga nama itu sudah cukup diandalkan Olympiakos di Liga Super Yunani serta fase playoff Liga Champions menyingkirkan wakil Siprus, Omonia.

Satu langkah transfer lain yang mungkin akan berpengaruh adalah kedatangan bek Ruben Vinagre dengan status pinjaman dari Wolverhampton.

Besar kemungkinan Porto dan Marseille bakal berebut meraih satu tiket ke babak gugur, meninggalkan Olympiakos sebagai juru kunci nantinya.

Berikut jadwal pertandingan sementara Grup C Liga Champions 2020/21 (dalam WIB, tuan rumah disebut pertama):

Kamis (22/10) Manchester City vs Porto

Kamis (22/10) Olympiakos vs Marseille

Rabu (28/10) Marseille vs Manchester City

Rabu (28/10) Porto vs Olympiakos

Rabu (4/11) Porto vs Marseille

Rabu (4/11) Manchester City vs Olympiakos

Kamis (25/11) Marseille vs Porto

Kamis (25/11) Olympiakos vs Manchester City

Rabu (2/12) Manchester City vs Porto

Rabu (2/12) Olympiakos vs Marseille

Kamis (10/12) Manchester City vs Marseille

Kamis (10/12) Olympiakos vs Porto

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement