Senin 12 Oct 2020 16:05 WIB

Muslim Kulit Hitam di Inggris, Dulu Diabaikan Kini Bangkit

Komunitas Muslim kulit Hitam di Inggris mulai bangkit percaya diri.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Komunitas Muslim kulit Hitam di Inggris mulai bangkit percaya diri. Ilustrasi bendera Inggris
Foto: Andi Rain/EPA-EFE
Komunitas Muslim kulit Hitam di Inggris mulai bangkit percaya diri. Ilustrasi bendera Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Sebelumnya Muslim kulit hitam menjadi bagian dari minoritas yang kerap diabaikan di Inggris. Namun kini Muslim kulit hitam mulai bangkit dari keterasingan. 

"Dengan semakin banyaknya institusi arus utama yang memperhatikan, dan dengan Muslim Kulit Hitam membuat hubungan yang lebih kuat satu sama lain, kami sekarang menjadi lebih terlihat, lebih vokal, dan lebih percaya diri dalam identitas titik-temu kami. Ada kebangkitan Muslim kulit hitam sejati yang sedang berlangsung, dan ini hanya bisa menjadi hal yang baik bagi komunitas Muslim, dan bagi masyarakat Inggris secara keseluruhan," kata seorang Penulis Muslimah asal Inggris, Na'ima B Robert, dilansir dari laman Guardian, pada Senin (12/10). 

Baca Juga

Dia mengungkapkan, biasanya ketika orang diminta membayangkan seorang Muslim, kemungkinan besar mereka akan membayangkan orang dari Asia atau Arab dengan janggut beserta penutup kepalanya. Dan hal ini lah yang digambarkan lewat feed media sosial dan layar televisi. 

Meskipun ada tokoh Muslim kulit hitam terkemuka seperti Malcolm X dan Muhammad Ali, Muslim kulit hitam secara keseluruhan jarang ditampilkan. Menurut studi Dewan Muslim Inggris (MCB), sebagian besar Muslim Inggris merupakan warisan Asia Tenggara, sementara Afrika, Afrika-Karibia, dan orang kulit hitam lainnya berjumlah sekitar 10 persen.  

"Tapi apa artinya menjadi minoritas dalam minoritas?  Penelitian menunjukkan perasaan kecewa, frustrasi, dan terasing dari komunitas Muslim yang lebih besar," ucap Na'ima.  

Na'ima mengungkapakan, Islam tidak mengajarkan atau membenarkan ide-ide rasis, akan tetapi faktanya tetap karena campuran ketidaktahuan, pengkondisian budaya dan warisan kolonialisme, banyak orang Asia Selatan memiliki prasangka yang berbeda-beda terhadap orang kulit hitam. Sebuah survei yang dilakukan Muslim Census di antara kaum muda Muslim menemukan bahwa 82 persen telah menyaksikan rasisme anti-Kulit Hitam dari keluarga dan teman mereka sendiri. 

Dalam sebuah studi yang dilakukan Black Muslim Forum, 63 persen partisipan menyatakan bahwa mereka tidak merasa menjadi bagian dari komunitas Muslim Inggris. Selain itu, 49 persen pernah menghadapi diskriminasi anti-Kulit Hitam di masjid atau lingkungan keagamaan Inggris. 

Selama beberapa tahun terakhir, langkah-langkah telah diambil untuk mengatasi masalah ini. Dewan Muslim Inggris mengadakan simposium Proudly Muslim and Black pertama pada 2019. Ini mempertemukan akademisi, cendekiawan, dan tokoh komunitas senior untuk membahas cara Muslim kulit hitam dianggap dan diperlakukan, membuka jalan untuk meningkatkan representasi dari Muslim kulit hitam. Ada juga pembuatan berbagai platform untuk Muslim Kulit Hitam di saluran spesialis dan daring. 

Na'ima mengungkapan, terlepas dari langkah yang dibuat oleh organisasi seperti MCB, banyak dari upaya ini telah ditanggapi dengan permusuhan dan perlawanan oleh non-Muslim kulit hitam. Muslim kulit hitam telah dituduh rasisme, ketidaktahuan dan menyebabkan perpecahan dalam komunitas, bahkan mencap aktivitas ini tidak Islami.  

"Tapi musim panas ini mengubah segalanya. Pembunuhan protes George Floyd dan Black Lives Matter menyebabkan percakapan komunitas yang penting tentang anti-Blackness, dalam skala yang belum pernah terlihat sebelumnya. Di seluruh media sosial, Muslim kulit hitam mulai berbicara lebih terbuka tentang rasa sakit dan trauma mereka, dan Muslim lainnya benar-benar mulai mendengarkan," ucap Na'ima.   

Percakapan ini menghasilkan banyak peristiwa di mana Muslim Kulit Hitam berbicara tentang kebenaran.  Dan diskusi telah melampaui rasisme dalam komunitas Muslim untuk mempertanyakan penghapusan Blackness dari sejarah Islam itu sendiri. 

Cendekiawan seperti Abdullah Hakim Quick, Habeeb Akande dan Michael Mumisa semuanya berperan penting dalam menyoroti kehadiran dan pengaruh Muslim Kulit Hitam sepanjang sejarah, di Afrika, Arab, Eropa, dan Amerika, dan dari masa awal Islam hingga zaman modern.

"Hari ini, kita memiliki Muslim Kulit Hitam yang membuat sejarah, memengaruhi masyarakat dan menginspirasi orang-orang dari semua agama dan ras.  Orang-orang seperti peraih medali Olimpiade Mo Farah dan Ibtihaj Muhammad, Perwakilan Amerika Serikat (AS) Ilhan Omar, belum lagi komedian Nabil AbdulRashid, finalis Britain’s Got Talent yang membuat jutaan orang Inggris tertawa atas kesalahpahaman populer tentang Muslim," papar Na'ima.

 

Sumber: https://www.theguardian.com/commentisfree/2020/oct/10/black-Muslims-invisible-britain-minority

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement