Senin 12 Oct 2020 12:37 WIB

Luciano Leandro Ungkap Kebahagiaannya Pernah Bersama Persija

Juara itu sesuatu yang luar biasa. Sampai hari ini saya tidak bisa lupa.

Pelatih PSM Makassar Luciano Leandro mengikuti konferensi pers Trofeo Jakarta di Jakarta, Jumat (8/4).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A.
Pelatih PSM Makassar Luciano Leandro mengikuti konferensi pers Trofeo Jakarta di Jakarta, Jumat (8/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persija Jakarta memiliki satu sosok playmaker yang sangat berperan besar saat juara di tahun 2001.

Sosok dimaksud adalah Luciano Leandro. Playmaker asal Brasil ini memang berperan besar saat Persija menang 3-2 atas PSM melalui dua gol Bambang Pamungkas dan sebiji gol dari Imran Nahumarury.

Ia memberikan satu umpan sukses terhadap gol pertama Bambang. Ia menyodorkan umpan lambung ke Bambang yang dalam posisi bebas di sisi luar pertahanan PSM. Bek tim lawan, Joseph Lewono, kelimpungan mengejar lari Bambang.

Tendangan keras sang striker mengoyak gawang PSM yang dikawal Hendro Kartiko. Di akhir pertandingan Persija mengunci gelar ke-10 nya di Liga Indonesia berkat kemenangan atas PSM tersebut.

Tentu ini jadi mimpi Luciano sejak awal kedatangannya ke Indonesia. Mimpi menjadi juara mendorong pemain bernomor 10 ini memutuskan harus mengadu nasib ke negeri orang.

Maka ketika kesempatan untuk merumput di negeri seberang menghampirinya, ia tak menyia-nyiakannya. Ia tak peduli tujuan yang akan dicapainya merupakan negeri yang sama sekali tak dia kenal.

“Saya dari dulu waktu datang ke Indonesia keinginan juara. Waktu itu pertama saya kali bergabung di PSM saya hanya juara kedua. Namun setelah itu saya masih sangat yakin bisa meraih juara di Indonesia,” ujar Luciano, dikutip dari laman resmi Persija, Senin (12/10).

Luciano sendiri awalnya bergabung dengan PSM bersama rekannya Marcio Novo pada pada Liga Indonesia II musim 1995-1996. Sayangnya di final dia gagal, PSM keok 0-2 dari Bandung Raya.

Hal itu membuatnya semakin termotivasi. Sepulihnya kondisi Indonesia pasca-Mei 1998, kompetisi bergulir lagi. Pada 1999, Luci comeback ke Liga Indonesia usai menerima pinangan Persija Jakarta yang tengah berbenah di bawah kepemimpinan eks-manajer timnas Indonesia IGK Manila.

“Saya punya cerita setelah bergabung ke Persija ada seorang teman saya menyebutkan kalau kamu tidak bisa juara dengan Persija. Tapi saya sangat yakin bisa juara di sini apalagi di tim ini materi pemain sangat bagus juga,” tambahnya.

Namun, Luci belum bisa tampil di musim tersebut lantaran masih terikat kontrak setahun dengan salah satu klub lokal Brasil. Luci baru benar-benar berseragam Persija pada Liga Indonesia VII musim 2000-2001.

Di permulaan milenium ketiga itulah Luci bisa meneguk segarnya gelar juara. Birahinya akan prestasi sudah mulai terjawab di Brunei Darussalam lewat gelar juara Toyota League of Champions Invitational Cup, 25 Februari-8 Maret 2000.

Puncaknya pun ia akhirnya merasakan gelar Liga Indonesia 2001. Bersama Bambang Pamungkas-Gendut Dony-Budi Sudarsono jadi pemain kunci Persija di Liga Indonesia. Puncak dari kerjasama apik mereka, Persija juara setelah mengalahkan PSM 3-2 di laga final nan sengit.

“Setelah Persija masuk final, saya kira ini kesempatan terakhir saya. Maka dari itu saya memberikan 100 persen kemampuan terbaik saya. Walaupun lawan merupakan mantan tim saya, tapi saya ingin juara di sini. Akhirnya kami juara, tentunya sangat spesial. Juara itu sesuatu yang luar biasa. Sampai hari ini saya tidak bisa lupa. Seperti mimpi yang menjadi kenyataan,” katanya.

sumber : persija
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement