Senin 12 Oct 2020 10:50 WIB

Pasar di Norwich Terinspirasi Konsep Islam

Para pedagang tidak dikenakan pajak atau biaya sewa

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Esthi Maharani
transaksi / Ilustrasi
Foto: republika
transaksi / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NORWICH -- Muslim di Kota Norwich, Inggris, meluncurkan pasar baru yang terinspirasi dari tradisi Islam. Hal ini bertujuan untuk mendukung komunitas dan membantu memerangi dampak ekonomi dari Covid-19

Pasar ini digelar dengan prinsip yang ditetapkan oleh komunitas Muslim seperti awal pada masa Nabi Muhammad. Pasar Norwich yang baru ini beroperasi mengikuti sejumlah praktik yang dirancang untuk mendorong perdagangan yang adil.

Inisiatif ini adalah bagian dari proyek Open TradeNetwork, bekerja sama dengan masjid Ihsan setempat dan Islamic Center, dan didorong oleh anggota komunitas Muslim setempat, termasuk beberapa pionir gerakan ini, Jamal Sealey dan Rahima Brandt.

Pasangan itu telah bekerja bersama menjalankan dapur umum selama Ramadhan awal tahun ini dan mengirim ke rumah tangga yang terisolasi sendiri karena Covid-19.  Setelah satu bulan yang sukses, Brandt mengatakan bahwa mereka mulai memikirkan apa yang dapat mereka lakukan selanjutnya.

"Memberi makan orang secara terus menerus, benar-benar seperti memasukkan jari ke dalam bendungan. Ini tidak akan menghentikan apa pun, dan tidak akan memulai apa pun," jelas Jamal Sealey.

Ide membuat wadah pusat komunitas untuk pedagang, pembuat, pembuat roti, seniman, petani, penjual makanan kaki lima ini diakuinya sudah lama muncul.

"Itu adalah sesuatu yang kita bicarakan selama bertahun-tahun, Anda tahu, memiliki  sebuah gudang besar tempat orang dapat berdagang secara gratis dan mengambil energi dari supermarket," ungkapnya.

Menurut Open Trade Network, sebuah organisasi berbasis di Norwich yang mendukung program ini, pasar adalah "darah kehidupan komunitas" dan "benteng pertama dari kesejahteraan sosial dan upaya mendapat kekayaan. Mengikuti sejarah, di pasar baru ini para pedagang tidak dikenakan pajak atau dikenakan biaya sewa, dan pemotongan tidak diizinkan.  

Salah seorang warga Norwich yang membuka kios di pasar ini, Jaimee Woodhouse (22 tahun) mengisahkan dirinya dia kehilangan pekerjaannya tahun ini sebagai pekerja panggung di Norwich Theatre Royal.

"Saya merasa pasar adalah peluang yang luar biasa dan saya sangat senang terlibat dalam acara yang begitu beragam. Pasar ini telah memberi saya platform untuk mempromosikan bisnis kecil saya di masa-masa sulit, yang saya syukuri," kata  Woodhouse, yang toko rotinya berspesialisasi dalam pembuatan roti rumahan dan kue pesanan khusus.

"Saya juga senang bahwa Norwich Theatre Royal meminta saya untuk terlibat dan membantu saya mendapatkan tempat untuk menjual kue dan roti saya," tambahnya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement