Senin 12 Oct 2020 05:16 WIB

Studi: Asupan Makanan Berpengaruh Pada Jam Biologis Tubuh

Salah satu komponen penting dari jam biologis tubuh adalah asupan protein.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Pentingnya konsumsi makanan yang selaras dengan jam tubuh (Foto: ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Pentingnya konsumsi makanan yang selaras dengan jam tubuh (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap manusia dikendalikan oleh jam sirkadian atau jam biologis, yakni waktu internal tubuh yang bekerja secara otomatis. Jam biologis ini mengontrol sebagian besar proses tubuh, termasuk siklus tidur, pencernaan, metabolisme, nafsu makan, dan sistem kekebalan.

Setiap sel di tubuh juga memiliki jamnya sendiri, misalnya waktu kerja hati atau liver adalah pukul 23.00 hingga 03.00. Para periode tersebut, hati melakukan aktivitas pembuangan racun hasil metabolisme dan proses regenerasi sel-sel organ hati.

Baca Juga

Tetapi ritme sirkadian kita dapat terganggu oleh sejumlah faktor, termasuk tidur lebih larut dari biasanya atau makan tengah malam. Meskipun gangguan sesekali tidak perlu dikhawatirkan, penelitian menunjukkan bahwa gangguan ritme sirkadian jangka panjang dapat menyebabkan kesehatan yang buruk seperti obesitas dan diabetes tipe 2.

Baru-baru ini para peneliti dalam studinya yang diterbitkan di The Conversation menelaah bagaimana jam biologis mengontrol proses metabolisme. Studi ini dilakukan oleh David Ray dari Universitas Oxford serta David Bechtold dan Louise Hunter dari Universitas Manchester.

Para peneliti menjelaskan, salah satu komponen penting dari jam biologis adalah protein yang disebut REVERBα. Ini adalah salah satu jaringan protein yang membuat jam biologis berdetak di setiap organ tubuh. Namun, variasi genetik alami dari gen REVERBα terkait dengan obesitas pada manusia.

photo
(Foto: ilustrasi makanan sehat) - (Needpix)

“Kami ingin mempelajari lebih dekat aksi REVERBα di hati, karena hati sangat penting untuk menjaga keseimbangan energi,” demikian kata peneliti seperti dilansir dari laman Inverse, Ahad (11/10).

Untuk melakukan studi ini, peneliti menggunakan tikus jenis baru yang dimodifikasi secara genetik dengan gen REVERBα terkecuali pada hati. Peneliti menemukan bahwa menghilangkan REVERBα pada hati memiliki dampak yang relatif kecil. Peneliti tidak melihat penumpukan lemak di hati seperti yang terlihat pada hewan yang kekurangan REVERBα di semua jaringan.

Namun, saat peneliti memetakan gen hati yang kemungkinan berada di bawah kendali REVERBα, mereka menemukan ribuan termasuk gen yang merupakan pengatur utama energi dan metabolisme lemak.

“Jadi paradoks dan mengangkat dua masalah penting. Pertama, dalam kondisi normal, REVERBα siap, tetapi tidak diperlukan untuk mengatur metabolisme lemak. Dan kedua, bahwa temuan sebelumnya yang mengaitkan REVERBα dengan obesitas mungkin sebenarnya muncul dari isyarat di seluruh tubuh,” kata peneliti.

Oleh karena itu, penelitian ini menyoroti pentingnya konsumsi makanan yang selaras dengan jam tubuh. Tujuannya demi menjaga jam internal hati terus berdetak dan menjaga seluruh ritme sirkadian kita bekerja dengan baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement