Ahad 11 Oct 2020 21:19 WIB

Menlu Armenia Sebut Azerbaijan Lakukan Agresi Keji

Konflik Armenia dan Azerbaijan masih memanas kendati sudah sepakati gencatan senjata

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Foto selebaran yang disediakan oleh Kementerian Pertahanan Armenia pada (6/10/2020) menunjukkan tentara Armenia yang diduga selama bentrokan militer dengan tentara Azeri di sepanjang garis kontak Republik Nagorno-Karabakh yang memproklamirkan diri (juga dikenal sebagai Artsakh). Bentrokan bersenjata meletus pada 27 September 2020 dalam konflik teritorial yang membara antara Azerbaijan dan Armenia atas wilayah Nagorno-Karabakh di sepanjang garis kontak Republik Nagorno-Karabakh yang memproklamirkan diri.
Foto: EPA-EFE/ARMENIA DEFENCE MINISTRY PRESS
Foto selebaran yang disediakan oleh Kementerian Pertahanan Armenia pada (6/10/2020) menunjukkan tentara Armenia yang diduga selama bentrokan militer dengan tentara Azeri di sepanjang garis kontak Republik Nagorno-Karabakh yang memproklamirkan diri (juga dikenal sebagai Artsakh). Bentrokan bersenjata meletus pada 27 September 2020 dalam konflik teritorial yang membara antara Azerbaijan dan Armenia atas wilayah Nagorno-Karabakh di sepanjang garis kontak Republik Nagorno-Karabakh yang memproklamirkan diri.

REPUBLIKA.CO.ID, YEREVAN - Menteri Luar Negeri (Menlu) Armenia Zohrab Mnatsakanyan mencatat bahwa Azerbaijan melanggar perjanjian gencatan senjata dengan melanjutkan serangannya terhadap Nagorno-Karabakh atau disebut wilayah Artsakh. Hal itu terjadi ketika Azerbaijan melancarkan serangan meski gencatan senjata telah disepakati antara Armenia dan Azerbaijan.

"Gencatan senjata yang diumumkan dalam pernyataan bersama tanggal 9 Oktober di Moskow harus dihormati dan dilaksanakan," ujar Mnatsakanyan dalam cicitan di akun Twitter terverfikasinya, Ahad (11/10) dilansir laman Armen Press.

Baca Juga

"Azerbaijan terus menyerang Nagorno Karabakh setelah pukul 12 siang hari ini, melanggar komitmen mereka. Stepanakert dibom sekarang. Ini adalah agresi yang keji," ujarnya menambahkan.

Meskipun kesepakatan gencatan senjata dicapai antara Menteri Luar Negeri (Menlu) Armenia dan Azerbaijan di bawah mediasi Menlu Rusia di Moskow, Azerbaijan terus mengebom Stepanakert, ibu kota Artsakh. Menlu Armenia, Rusia dan Azerbaijan mengumumkan tentang gencatan senjata kemanusiaan mulai 10 Oktober pukul 12.00 yang ditujukan untuk pertukaran tawanan dan tubuh korban di bawah mediasi ICRC.

Rusia telah mensponsori bersama pembicaraan perdamaian di Nagorno-Karabakh bersama dengan Amerika Serikat dan Prancis sebagai ketua bersama dari apa yang disebut Minsk Group. Kelompok yang bekerja di bawah naungan Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa ini sebelumnya belum menghasilkan kesepakatan apa pun.

Namun, pasukan Azerbaijan melakukan upaya infiltrasi sabotase-pengintaian ke arah Hadrut. Tentara Pertahanan Artsakh telah menghilangkan serangan itu.

Pembela Hak Asasi Manusia Armenia Arman Tatoyan merilis rekaman yang menunjukkan tentara bayaran-teroris digunakan oleh Azerbaijan melawan Artsakh. Armen Press melaporkan Tatoyan mengunggah rekaman itu di halaman Facebooknya.

"Bukti tak terbantahkan tentang fakta bahwa Azerbaijan menggunakan teroris bayaran untuk melawan Artsakh. Para teroris bayaran ini melakukan kekejaman dan kejahatan perang. Mereka mengungkapkan keinginan terbuka untuk melanjutkan aksi teror mereka di negara lain," tulisnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement