Ahad 11 Oct 2020 16:50 WIB

Alasan Ferdinan Hutahaean Mundur dari Partai Demokrat

Ferdinan mundur karena beda prinsip dalam menghadapi isu-isu nasional dengan Demokrat

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bayu Hermawan
 Ferdinand Hutahaean
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Ferdinand Hutahaean

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ferdinand Hutahaean menyatakan mundur dari Partai Demokrat, Ahad (11/10). Mantan Ketua Kadiv Advokasi dan Hukum Partai Demokrat itu mengatakan, perbedaan prinsip dan perbedaan cara pandang terkait isu-isu nasional antara dirinya dengan pengurus lainnya jadi alasan utama dirinya pergi dari Demokrat. 

"Kedua, perbedaan prinsip cara mengelola partai yang membuat saya merasa tidak nyaman lagi sehingga memutuskan untuk pergi. Terakhir kemarin cara pandang terhadap UU Ciptaker yang sangat mendasar bagi saya semakin menguatkan pilihan saya untuk mundur," kata Ferdinand kepada Republika.co.id, Ahad (11/10).

Baca Juga

Ferdinand melanjutkan, dirinya tidak mau terjadi konflik di internal. Hal itu yang membuat dirinya memutuskan untuk mundur dengan keyakinan prinsip politiknya bahwa kepentingan bangsa jauh diatas segalanya termasuk diatas kepentingan politik kelompok. 

"Maka saya bersikap untuk pergi dan mundur," ucapnya. 

Ferdinand baru akan menyerahkan surat pengunduran besok pagi ke DPP Partai Demokrat. Ferdinand memastikan akan pindah ke partai lain setelah tak lagi di Partai Demokrat. 

"Pasti akan pindah partai tapi belum dalam waktu dekat ini. Saya rehat sejenak mencari inspirasi sampai tiba waktunya nanti saya menyatakan diri ke partai mana," ungkapnya. 

Pernyataan pengunduran Ferdinand disampaikan melalui akun Twitternya @FerdinandHaean3 pada Ahad pagi. 

"Jadi kalau sekarang pun saya akan pergi dari Partai Demokrat, itu juga karena soal prinsip dan keyakinan politik, jalan politik kebangsaan yang saya yakini terlepas apakah saya salah atau benar dengan prinsip yang saya yakini. SAYA MEMUTUSKAN UNTUK PERGI DAN AKAN MENGUNDURKAN DIRI..!," tulis Ferdinand di akun Twitternya yang telah dikonfirmasi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement