Sabtu 10 Oct 2020 16:26 WIB

Era Medsos, Jangan Sampai Jari Anda Lebih Cepat dari Otak

Masyarakat harus belajar melakukan diskusi dan berpikir kritis saat bermedia sosial.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Yudha Manggala P Putra
Smartphone. Ilustrasi
Foto: Reuters
Smartphone. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Kantor Berita Antara Meidyatama Suryodiningrat mengatakan dalam menghadapi maraknya hoaks di media sosial masyarakat harus belajar melakukan diskusi dan berpikir kritis. Semua informasi yang beredar tidak bisa ditelan mentah-mentah.

"Jangan sampai jari Anda itu menjadi lebih cepat dari otak Anda. Harusnya, yang cepat dan encer itu otak, bukan jari Anda," kata pria yang biasa dipanggil Dimas ini, saat menjadi pembicara dalam webinar Peran Alumni Tanoto Foundation Memperkuat Ketahanan Nasional dalam Bingkai Kebhinekaan, Sabtu (10/10).

Ia menegaskan, sebelum berbicara mengenai sesuatu harus perbanyak edukasi terlebih dulu. Selain itu, edukasi juga tidak cukup sekadar membaca informasi namun berusaha memahaminya dengan kritis.

"Yang dibutuhkan saat ini adalah critical thinking bukan emotional retweeting," kata Dimas menambahkan.

Saat ini, jejak digital juga sangat penting. Oleh karena itu, jika mengunggah atau menulis sesuatu di media sosial harus bijak. Bagi generasi penerus yang akan mencari kerja, kata Dimas, jejak digital sama pentingnya dengan CV ketika mendaftar pekerjaan.

Sementara itu, di kesempatan yang sama Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD juga mengatakan saat ini teknologi informasi berpeluang merusak ketahanan. Tentunya, teknologi akan merusak jika tidak bisa dimanfaatkan dengan baik.

Ia berpendapat saat ini banyak masyarakat yang dijajah oleh media sosial. Banyak perkataan yang diputarbalikkan sehingga memberikan informasi yang menyesatkan.

Terkait hal ini, Mahfud berpendapat masyarakat harus berhati-hati dengan teknologi digital. Namun, bukan berarti menjauhi teknologi tersebut. Saat ini yang penting adalah bagaimana memanfaatkan teknologi digital sehingga bisa memajukan masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement