Sabtu 10 Oct 2020 10:19 WIB

Dosen IPB University: Atasi Resesi Ekonomi dari Akarnya

Yang pertama harus dilakukan ialah mengatasi penyebabnya, yaitu Covid-19.

Prof Dr Hermanto Siregar, Guru Besar Ilmu Ekonomi IPB University.
Foto: Dok IPB University
Prof Dr Hermanto Siregar, Guru Besar Ilmu Ekonomi IPB University.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Resesi ekonomi terjadi karena pertumbuhan ekonomi minus selama dua kuartal atau lebih. Hal ini bisa terjadi karena krisis ekonomi global, perang atau yang terjadi saat ini yaitu pandemi yang menerpa negara-negara seluruh dunia.

Prof Dr Hermanto Siregar, Guru Besar Ilmu Ekonomi IPB University  mengatakan untuk menyikapi resesi ekonomi, yang pertama harus dilakukan ialah mengatasi penyebabnya, dalam hal ini yaitu Covid-19.

“Makanya, saya sering berkomentar agar pengambil kebijakan lebih mengutamakan sumberdaya yang dimiliki untuk terlebih dulu mengendalikan Covid-19. Sebab, selama virus ganas ini masih menyebar tak terkendali, ketidakpastian bisnis dan ekonomi masih besar. Akibatnya, tidak ada investor asing yang mau masuk ke Indonesia. Bahkan investor domestik pun malah menyimpan dana yang dimilikinya. Oleh sebab itu, menjadi sangat penting bagi pemerintah untuk menerapkan program Pemulihan Ekonomi Nasional, untuk menjaga agar perekonomian masih tetap bergerak,” kata dosen IPB University dari Fakultas Ekonomi Manajemen (FEM) ini dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (9/10).

Prof Hermanto menambahkan, menghadapi resesi, petani perlu didorong agar tetap menjalankan usahataninya, menghasilkan berbagai komoditas pangan dan lain-lain, agar kebutuhan penduduk terhadap pangan dapat terpenuhi. "Dalam situasi resesi yang khususnya disebabkan pandemi Covid-19 saat ini, mengimpor (misalnya pangan) menurutnya menjadi tidak semudah dalam situasi normal. Oleh sebab itu, pemerintah harus men-support petani agar meningkatkan kegiatan budidaya tanaman pangan.

"Bagus bahwa usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) diperhatikan, tapi jangan lupa kepada si penyedia komoditas pangan kepada kita semua yakni petani. Berikan juga Bantuan Langsung Tunai (BLT)  kepada para petani yang tidak mampu. Atau bantuan lain seperti bantuan sarana produksi pertanian (saprotan) untuk meningkatkan kinerja usahataninya," jelasnya.

Prof Hermanto memberikan tips yang juga bisa digunakan untuk mengatasi resesi ekonomi. "Pertama, sesungguhnya mendorong petani untuk meningkatkan produksi tidak hanya bisa memperkuat ketahanan pangan kita, namun juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi agar keluar dari nilai minus, " jelasnya.

Kedua, menurutnya, pemerintah harus memberikan BLT kepada siapa saja yang terkategori miskin atau kehilangan pekerjaan. "Dengan BLT, mereka menjadi terpenuhi kebutuhan pokoknya walaupun pas-pasan dengan cara membelanjakan BLT yang diterimanya. Belanja tersebut menjadi pendapatan bagi warung, UMKM dan lain-lain. Maknanya, ekonomi menjadi tetap bergerak, " tandasnya.

Lanjutnya, "Ketiga, menjaga kesehatan perbankan. Bila perbankan sehat maka kebutuhan bisnis termasuk UMKM dan pertanian terhadap modal kerja dan investasi tetap bisa dipenuhi. Bila hal tersebut terjadi, dengan sendirinya ekonomi bertumbuh lebih cepat."

"Keempat, kita sebagai rumah tangga yang masih memiliki dayabeli, utamakanlah membeli barang-barang yang dihasilkan oleh rumah tangga atau usaha mikro kecil di sekitar kita. Jangan malah meningkatkan tabungan. Tingkatkan belanja dan berbagilah, agar tetangga yang tidak mampu bisa tertopang kebutuhannya. Hal ini juga Insya Allah akan mendatangkan keberkahan, " urainya.

Prof Hermanto juga berpesan, “Kita semua harus menjaga kesehatan dan menjalankan protokol kesehatan agar terhindar dari Covid-19. Kemudian, meskipun tidak seleluasa saat normal, tetaplah bekerja dan jaga bahkan tingkatkan produktivitas atau kinerja. Lalu, kita sukseskan program pemerintah, terutama yang nyata-nyata berpihak kepada UMKM dan petani. Terakhir, perbanyak berdoa, agar Allah SWT menolong kita semua dan negara ini keluar dari resesi dan kesulitan lainnya.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement