REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Iga Swiatek menyatakan tanpa tekanan saat menghadapi Sofia Kenin pada partai final French Open 2020, Sabtu (10/10). Swiatek menegaskan, akan senang apa pun hasil pada partai puncak nanti.
Remaja berusia 19 tahun merasa sangat luar biasa jika akhirnya menjadi petenis Polandia pertama yang meraih gelar Grand Slam tunggal putri dengan mengalahkan Kenin. "Aku merasa aku siap. Aku juga merasa bahwa aku tidak perlu menang. Aku cukup oke dengan kedua skenario," kata Swiatek seperti dikutip Reuters, Jumat (9/10).
Swiatek sebelumnya telah gagal melaju ke final ganda putri ketika ia dan Nicole Melichar kalah dalam tiga set dari Desirae Krawczyk dan Alexa Guarachi pada Jumat. Ia menegaskan, harus terus fokus seperti pertandingan lainnya. Ia merasa tekanan tidak ada pada dirinya.
"Saat ini aku hanya menikmati performa bagusku di tunggal. Aku rasa jika aku menang, itu akan gila dan sangat luar biasa untukku," kata dia.
Jauh dari menikmati hari yang santai sebelum final Grand Slam perdananya, Swiatek bertarung bersama petenis Amerika Serikat Melichar. Betapa pun santai dia terdengar, naluri kompetitifnya terlihat saat dia marah karena kalah 6-7(5), 6-1, 4-6.
"Aku cenderung sedikit frustrasi di ganda karena aku merasa juga bermain untuk pasanganku. Tunggal adalah cerita yang sama sekali berbeda," kata Swiatek, yang memiliki kesempatan menjadi juara termuda di Prancis setelah Monica Seles pada 1992.
Kenin, 21, akan menjadi lawan yang yang tangguh bagi Swiatek karena ia telah merebut gelar juara Australia Open pada Februari. Satu-satunya momen kedua petenis muda itu saling berhadapan adalah di French Open junior empat tahun silam. Saat itu Swiatek menang.
"Aku ingat aku hanya memainkan tenis yang bagus, aku sebenarnya tidak ingat banyak karena itu empat tahun lalu. Namun besok akan menjadi cerita yang benar-benar berbeda," kata Swiatek.
Sementara itu Krawczyk dan Guarachi akan meladeni pasangan unggulan kedua Timea Babos dan Kristina Mladenovic di final ganda putri.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
