Sabtu 10 Oct 2020 00:42 WIB

Pesantren Hadapi Tantangan Besar

Tantangan besar dihadapi pesantren.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Pesantren Hadapi Tantangan Besar. Foto: Ilustrasi Pondok Pesantren
Foto: ANTARA/NOVRIAN ARBI
Pesantren Hadapi Tantangan Besar. Foto: Ilustrasi Pondok Pesantren

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) menyampaikan bahwa pesantren sekarang menghadapi tantangan zaman. Maka adaptasi lingkungan strategis merupakan hal yang substansial dan menghadirkan teknologi dalam dunia pesantren sebagai bagian yang fundamental.

Dirjen Pendis Kemenag, Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, eksistensi pesantren berdasarkan UU Pesantren paling tidak memiliki tiga cakupan wilayah pengabdian dalam konteks pembangunan bangsa. Pertama adalah pendidikan, kedua dakwah, dan ketiga pemberdayaan.

Baca Juga

"Dalam konteks menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan, dakwah dan pemberdayaan, pesantren dalam konteks kekinian itu menghadapi tantangan besar, beragam tantangan dan intensitas perubahan zaman," kata Ramdhani dalam acara Muktamar Pemikiran Santri Nusantara Seri ke-2 bertema Pandemi dan Tantangan Media yang digelar secara virtual, Jumat (9/10).

Ia menjelaskan, transformasi nilai yang dilakukan oleh pesantren sejatinya sebuah proses yang berkesinambungan. Itu mengarah pada perbaikan, pembinaan dan pembentukan masyarakat yang bahagia, melalui ajakan yang berkelanjutan kepada kebaikan dan mencegah dari hal-hal yang munkar.

Dalam konteks ini, menurutnya pesantren memiliki fungsi untuk menata kehidupan masyarakat yang agamis. Menuju terwujudnya masyarakat yang harmonis dan bahagia.

Ia menjelaskan, pada sisi lain telah terjadi dinamika perkembangan teknologi yang dipacu oleh pertumbuhan ilmu pengetahuan. Kemudian sekarang terjadi hal yang mengejutkan semua orang yaitu terjadinya pandemi Covid-19.

"Yang pada hari ini (pandemi Covid-19) nampak telah mengubah cara hidup kita dalam bekerja dan cara berinteraksi dengan orang, termasuk di dalamnya mengubah cara berpikir dan tindak dalam menjalankan misi kehidupan kita," ujarnya.

Ramdhani mengatakan, dinamika kontemporer menyajikan kebutuhan akan eksistensi pesantren sebagai lembaga keagamaan yang kritis dalam menata masa depan. Dinamika ini membuat kesadaran bahwa adaptasi lingkungan strategis merupakan hal yang substansial dan menghadirkan teknologi dalam dunia pesantren sebagai bagian yang fundamental.

Ia menambahkan, pesantren adalah lembaga yang menginspirasi dan selalu mengajarkan kepada orang-orang bahwa selalu ada batuan di jalan kehidupan yang menghadang. Tapi pesantren juga mengajarkan kepada orang-orang bagaimana memanfaatkan batu-batu tersebut dalam menghadapi permasalahan kekinian.

"Kita bersama telah menyikapi bahwa pandemi Covid-19 bukan sekedar hambatan dalam misi suci pesantren untuk transformasi ilmu, tapi merupakan tantangan untuk mengakselerasi kemampuan kita untuk menjalankan pesantren berbasis teknologi media," jelasnya.

Hadirkan solusi

Ramdhani mengatakan, pesantren diniscayakan menjadi guru bangsa yang mampu menghadirkan solusi permasalahan dan senantiasa adaptasi dengan berbagai dinamika perkembangan zaman. Termasuk di dalamnya pemanfaatan teknologi media sebagai sarana pesantren dalam menjalankan misi utamanya

"Kami berharap bahwa Muktamar Pemikiran Santri Nusantara ini dapat mendesiminasikan berbagai praktik baik dari para praktisi dan ahli di bidangnya, saya mengenal para narasumber adalah orang-orang yang luar biasa, bahkan mereka ada yang memiliki pesantren yang berbasis teknologi media," ujarnya.

Ia mengatakan, sekarang berbicara untuk menangkal berbagai ekses negatif dari media seperti hoaks, post truth dan konten negatif. Semoga Muktamar ini memberi manfaat untuk semua dan mampu memberi jalan keluar bagi aktivitas pesantren dalam menjalankan aktivitasnya.

Muktamar Pemikiran Santri Nusantara ini rangkaian dari acara Peringatan Hari Santri 2020 bertema 'Santri Sehat Indonesia Kuat'. Sejumlah narasumber yang hadir dalam Muktamar sesi ke-2 ini diantaranya KH Imam Jazuli pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, Direktur Pusat Studi Pesantren dan Fiqh Sosial Umdatul Baroroh, Savic Ali Direktur NU Online, Cendekiawan Muslim KH Nadirsyah Hosen, Ulama dan budayawan KH Yusuf Cudlory.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement