Jumat 09 Oct 2020 17:12 WIB

Peneliti UGM Kembangkan Mikroalga Jadi Bahan Bakar Biojet

Mikroalga bisa menjadi bahan bakar ramah lingkungan untuk pesawat.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tim Peneliti UGM sejak 2008 telah mengembangkan mikroalga sebagai sumber bahan bakar alternatif ramah lingkungan. Riset bertujuan memanfaatkan potensi mikroalga perairan Indonesia yang melimpah dan belum teridentifikasi.

Riset melibatkan peneliti Fakultas Biologi, Fakultas Teknik dan Pusat Studi Energi UGM. Kandungan lipid dan karbohidrat sebagai sumber bahan bakar layaknya senyawa karbon menarik perusahaan dan badan penelitian Jepang.

Baca Juga

New Energy and Industrial Technology Development Organization: Japanese National Research and Development Agency menunjuk Eko Agus Suyono (Biologi) dan Arief Budiman dari (Teknik), serta Euglena Co. Ltd.

Pengembangan fokus ke teknologi produksi bahan bakar biojet dengan teknologi berbasis mikroalga. Eko menuturkan, kerja sama ini turut mendorong mikroalga Euglena sebagai bahan bakar pesawat terbang bisa diproduksi secara massal.

Ia menuturkan, UGM terus mengoleksi mikroalga lokal yang hidup di lingkungan Indonesia. Lalu, memilih strain yang tumbuh paling efisien dalam cuaca di Indonesia, mengevaluasi kandungan dan sifat lemak dan minyak terakumulasi.

"Mikroalga ini potensial sebagai bahan bakar pesawat terbang karena sumbernya organisme hidup, di mana tingkat produktivitasnya tinggi, cepat panen, kaya sumber bahan bakar nabati, hemat lahan dan bisa menyerap CO2," kata Eko, Selasa (6/10).

Pengubahan kandungan mikroalga jadi sumber bahan tahap ekstraksi dilakukan lewat isolasi dan optimasi kultivasi strain. Lalu, diidentifikasi kandungan senyawa, namun konversi ke bahan bakar nabati hampir seperti minyak dan gas.

"Jadi, pada dasarnya sama dengan senyawa untuk migas," ujar Eko.

Ia menerangkan, Euglena salah satu spesies mikroalga yang mampu menyerap CO2 melalui fotosintesis dan tumbuh menyimpan karbon serta menghasilkan oksigen. Karbon yang diserap Euglena terakumulasi sebagai lemak dan minyak dalam sel.

"Dengan proses kimiawi Euglena dapat mengubah lemak dan minyak jadi berbagai jenis karbohidrat yang digunakan untuk biodiesel dan biojet untuk pesawat terbang yang berkelanjutan," kata Eko.

Mereka akan menggunakan CO2 yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga batu bara yang bisa dipakai untuk bahan baku proses fotosintesis Euglena. Yang mana, diisolasi dari Indonesia yakni di Yogyakarta dan Kalimantan.

Bila proyek riset bersama ini berhasil, kata Eko, inisiatif UGM mendorong salah satu program Sustainable Development Goals (SDGs) yang diadopsi PBB. Yaitu, berkontribusi terhadap pembangunan global yang berkelanjutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement