Jumat 09 Oct 2020 14:57 WIB

Pemerintah Afghanistan Kaget Soal Kabar Penarikan Pasukan AS

Presiden AS menyatakan rencana penarikan pasukan AS dari Afghanistan sebelum Natal

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Presiden AS menyatakan rencana penarikan pasukan AS dari Afghanistan sebelum Natal. Ilustrasi.
Foto: AP/Allauddin Khan
Presiden AS menyatakan rencana penarikan pasukan AS dari Afghanistan sebelum Natal. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Ketua Dewan Tinggi Rekonsiliasi Nasional Afghanistan Abdullah Abdullah menyatakan keterkejutan atas pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump tentang penarikan pasukan AS dari Afghanistan sebelum Natal.

"Kita perlu sedikit mencerna (informasi ini). Militer AS di lapangan sedang bersiap untuk itu (penarikan sebagian pasukan pada November)," kata Abdullah dalam pidato di Delhi, Kamis (8/10).

Baca Juga

"Kami sebagai warga Afghanistan harus siap untuk segala kemungkinan. Akan ada konsekuensinya. Itulah mengapa kami mengupayakan pembicaraan untuk perdamaian di Doha,” ia menambahkan.

Sebelumnya dalam sebuah unggahan Twitter Trump menyatakan akan memulangkan sejumlah kecil pasukan AS dari Afghanistan sebelum Natal tahun ini.

Cuitan yang disambut baik oleh Taliban itu muncul beberapa jam setelah Penasihat Keamanan Nasional Robert O'Brien mengatakan Washington akan mengurangi pasukannya di Afghanistan menjadi 2.500 orang pada awal 2021.

“Imarah Islam (Taliban) menyambut baik pernyataan ini dan menganggapnya sebagai langkah positif untuk implementasi perjanjian yang ditandatangani antara IEA (Taliban) dan AS. IEA (Taliban) juga berkomitmen pada isi perjanjian dan berharap hubungan baik dan positif dengan semua negara, termasuk AS, di masa depan,” kata Zabiullah Mujahid, juru bicara kelompok itu, dalam sebuah pernyataan.

Abdullah bertemu Modi

Di Delhi, Abdullah bertemu dengan Perdana Menteri India Narendra Modi. Abdullah mengatakan dalam serangkaian cuitannya bahwa kedua pemimpin mencatat perkembangan terbaru tentang proses perdamaian Afghanistan, pembicaraan di Doha, dan dukungan India untuk upaya perdamaian.

“PM (Perdana Menteri Modi) meyakinkan saya tentang dukungan berkelanjutan India untuk proses perdamaian & Afghanistan. Saya berterima kasih padanya & orang-orang India atas undangannya & keramahan yang murah hati. Saya juga berterima kasih kepada India atas posisinya yang berprinsip pada #AfghanPeaceProcess," katanya di Twitter.

Dalam pernyataan singkatnya, kantor Perdana Menteri India mengatakan Modi selama pertemuan dengan Abdullah menegaskan kembali komitmen jangka panjang untuk lebih memperdalam hubungan India-Afghanistan.

Pada Rabu (7/10), Abdullah memimpin delegasi Afghanistan selama pembicaraan dengan Penasihat Keamanan Nasional (NSA) India, Ajit Doval.

“Dia (Doval) meyakinkan saya tentang dukungan penuh India untuk upaya perdamaian & bahwa penyelesaian perdamaian apa pun yang dapat diterima oleh warga Afghanistan akan mendapat dukungan dari India," tulis Abdullah di Twitter.

"Dia lebih lanjut menyatakan bahwa negaranya mendukung Afghanistan yang merdeka, demokratis, berdaulat & damai, di mana tidak ada teroris yang dapat beroperasi. Saya berterima kasih kepada India atas undangannya, dukungannya yang berkelanjutan untuk Afghanistan & peran konstruktifnya dalam upaya perdamaian," ia melanjutkan.

Pekan lalu, Abdullah mengunjungi Islamabad untuk mengadakan pembicaraan dengan militer dan kepemimpinan sipil Pakistan. Kunjungan berlangsung saat perwakilan pemerintah Afghanistan dan Taliban terus terlibat dalam pembicaraan pengaturan agenda di Qatar sejak 12 September untuk pembicaraan perdamaian Intra-Afghanistan yang penting.

Pemerintah Afghanistan ingin Taliban menyetujui gencatan senjata permanen, permintaan yang sejauh ini ditentang oleh kelompok tersebut.

sumber : Anadolu Agency
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement