Kamis 08 Oct 2020 23:46 WIB

Arcandra: Eksplorasi Migas Butuh Teknologi dan Komersial

Proyek PGN yang mengedepankan aspek teknologi dan komersial berhasil efisiensi dana

Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk Arcandra Tahar menyebutkan industri eksplorasi minyak dan gas (migas) butuh aspek teknologi dan komersial.
Foto: Republika
Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk Arcandra Tahar menyebutkan industri eksplorasi minyak dan gas (migas) butuh aspek teknologi dan komersial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk Arcandra Tahar menyebutkan industri eksplorasi minyak dan gas (migas), yang penuh risiko dan berbiaya besar, membutuhkan peningkatan penguasaan teknologi, sekaligus pemahaman yang baik terhadap aspek komersial di Indonesia.

Menurut dia, sejumlah proyek strategis PGN yang dikerjakan dengan mengedepankan aspek teknologi dan komersial telah berhasil mendorong adanya efisiensi hingga triliunan rupiah dana perusahaan.

Baca Juga

"Jika dua aspek itu dijadikan sebagai patokan utama dalam membangun dan mengembangkan sebuah proyek, maka InsyaAllah hasilnya akan optimal dan memberi manfaat luas ke masyarakat. Proyek pipa minyak PGN di Riau bisa dihemat Rp 2,1 triliun dan ada beberapa proyek lagi yang penghematannya juga sangat besar," kata Arcandra dalam akun media sosialnya di Jakarta, Kamis (8/10).

Lebih lanjut mantan Menteri ESDM itu menuturkan, untuk berhasil menjadi profesional di industri, seperti halnya industri migas, maka seseorang harus memiliki karakter kuat yang didukung dengan kompetensi dan trustworthy.

"Kompetensi di sini meliputi pengetahuan, skill dan pengalaman yang sudah terbukti dan teruji hasilnya. Seorang profesional yang baik harus punya keinginan untuk membuat sebuah rencana perubahan dan berani menjalankan rencana itu hingga berhasil," tuturnya.

Arcandra menambahkan di dunia yang sudah sangat terintegrasi dengan teknologi dan internet ini, branding banyak digunakan untuk menyukseskan seseorang, perusahaan, dan juga berbagai produk yang dihasilkan oleh orang atau perusahaan itu. Namun, branding bukanlah tujuan, yang utama seseorang atau organisasi harus tetap memiliki value yang berharga, sehingga keberadaannya dibutuhkan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement