Kamis 08 Oct 2020 19:23 WIB

Jumlah Pasien Covid-19 Wisma Atlet Diklaim Turun Signifikan

Hanya ada satu pasien Covid-19 gejala berat dari 1.496 pasien di RSD Wisma Atlet

Red: Nur Aini
Aktivitas olahraga pagi di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta yang menjadi rumah sakit darurat sekaligus tempat isolasi mandiri untuk pasien Covid-19. Ilustrasi
Foto: Republika/Yudha Manggala
Aktivitas olahraga pagi di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta yang menjadi rumah sakit darurat sekaligus tempat isolasi mandiri untuk pasien Covid-19. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Operasional Rumah Sakit Darurat Covid-19 Kolonel CKM. dr. Stefanus Dony mengatakan jumlah pasien Covid-19 di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet telah menurun cukup signifikan per 8 Oktober 2020.

"Jadi kalau kita lihat memang sudah mengalami penurunan yang signifikan, dilihat dari puncaknya waktu itu di angka 2.611 pada 27 September," kata Stefanus dalam konferensi pers bersama Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (8/10).

Baca Juga

Ia mengatakan jumlah pasien dengan gejala ringan hingga sedang di Wisma Atlet saat ini ada 1.496 orang, dengan dua pertiga di antaranya adalah pasien dengan gejala ringan dan hampir 400 lainnya pasien gejala sedang.

Sementara itu, pasien dengan gejala berat hanya ada satu dan saat ini pasien tersebut sedang menunggu untuk mendapatkan tempat tujukan. Adapun jumlah pasien Covid-19 tanpa gejala (OTG) di rumah sakit tersebut adalah sebanyak 1.536 orang yang saat ini ditempatkan di menara 4 dan 5 Wisma Atlet.

Stefanus mengatakan turunnya jumlah pasien itu berkat adanya penurunan jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit darurat tersebut, sementara jumlah pasien yang sembuh terus meningkat sehingga jumlah pasien yang dirawat menjadi lebih rendah.

"Tentunya kalau treatmen memang dari awal tidak ada perbedaan, hampir sama. Tapi kita lihat pasien yang masuk memang sedikit. Artinya, bahwa jumlah yang keluar, yang sembuh lebih banyak, sehingga angka yang dirawat ini bisa kita tekan menjadi lebih rendah dan ini tentunya memang berpengaruh dari penularan yang ada di masyarakat," katanya.

Ia berharap penurunan pasien yang dirawat itu benar-benar menunjukkan adanya perbaikan secara keseluruhan, baik dari segi penanganan terhadap pasien, juga dari sosialisasi pemerintah kepada masyarakat tentang pentingnya berdisiplin menerapkan protokol kesehatan.

"Harapannya dengan operasi ketat dan kesadaran tinggi dari masyarakat, baik di perkantoran maupun di tempat umum, sehingga ini bisa benar-benar mencegah terjadinya penularan Covid-19," kata Stefanus.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement