Kamis 08 Oct 2020 16:11 WIB

UMM Bentuk Karakter Mahasiswa Melalui P2KK

P2KK merupakan pembentukan karakter yang dihadirkan dalam rangka menjawab kebutuhan

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mewajibkan mahasiswa baru (Maba) mengikuti kegiatan Program Pembentukan Kepribadian dan Kepemimpinan (P2KK). (ilustrasi).
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mewajibkan mahasiswa baru (Maba) mengikuti kegiatan Program Pembentukan Kepribadian dan Kepemimpinan (P2KK). (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mewajibkan mahasiswa baru (Maba) mengikuti kegiatan Program Pembentukan Kepribadian dan Kepemimpinan (P2KK). P2KK merupakan kegiatan pembentukan karakter yang dihadirkan dalam rangka menjawab kebutuhan.

"(Terutama) tentang pentingnya kualitas personal yang harus dimiliki oleh mahasiswa dan lulusan perguruan tinggi," kata Kepala UPT P2KK UMM, Khozin.

Baca Juga

Menurut Khozin, ikon P2KK UMM, terdapat pada sinergi antarberbagai bidang untuk melakukan program peningkatan mutu lulusan di UMM. Salah satunya melalui kegiatan akademik dan nonakademik. Kegiatan P2KK yang dikhususkan untuk mahasiswa baru merupakan program konversi untuk mata kuliah AIK 1 (Al Islam dan Kemuhamadiyah 1) yang biasanya menggunakan sistem kelas.

Pakar Sejarah Pendidikan Islam ini juga mengungkapkan, P2KK memadukan kegiatan pelatihan soft skill bagi mahasiswa baru. Di sini, para maba mendapatkan bekal dalam menjalani aktivitas belajar di kampus. Kemudian juga dikenali berbagai budaya belajar di perguruan tinggi.

"Sehingga setiap mahasiswa baru dapat segera menyesuaikan diri dengan seluruh rutinitas kegiatan belajar dan aktivitas non akademik di kampus,” kata dosen Fakultas Agama Islam ini.

UMM sebagai sebuah lembaga pendidikan yang telah memberikan kontribusi dalam membangun bangsa melalui pembangunan sumber daya manusia. Khususnya, peserta didik di jenjang perguruan tinggi perlu terus berkreasi dalam mengembangkan program pendidikan. Hal ini terutama yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat seperti program pembentukan karakter bagi mahasiswa.

Khozin tak menampik, mahasiswa UMM secara empirik berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia. Situasi ini tentunya memiliki perbedaan budaya, status sosial, tata nilai, kemampuan personal (intelektual, mental dan sosial) serta pemahaman agama. "Perbedaan ini apabila tidak dikelola dengan baik sejak awal dapat menjadi faktor penghambat bagi keberlangsungan proses belajar di perguruan tinggi,” jelasnya dalam pesan resmi yang diterima Republika.

Di samping itu, perbedaan potensi dan prestasi dapat juga menciptakan kesenjangan antarmahasiswa. Oleh karena itu, perlu difasilitasi dengan kegiatan yang dapat menyinergikan antara peluang yang telah diciptakan oleh kampus dengan potensi mahasiswa. Hal ini menjadi salah satu upaya meningkatkan kualitas personal sehingga mampu berbuat lebih baik dalam membangun masyarakat.

Seyogyanya, kegiatan P2KK dilakukan secara luring dengan menginap selama sepekan di asrama. Mengingat pandemi, kegiatan ini dilakukan secara daring. Hal ini berarti selama daring, kata dia, semua materi tidak diberikan.

"Misalnya materi yang berkenaan dengan praktik seperti ibadah itu sementara kita tiadakan. Selain itu, materi kepemimpinan berupa outbond juga ditiadakan. Kita menjadwal untuk P2KK itu hanya lima hari termasuk tes dan penutupannya,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement