Kamis 08 Oct 2020 13:02 WIB

Cegah Banjir, DKI Bangun 1.000 Sumur Resapan

Untuk membangun sumur resapan, DKI menganggarkan Rp 7 miliar.

Rep: Febryan A/ Red: Friska Yolandha
Sumur Resapan. Petugas Dinas Sumber Daya Air saat menyelesaikan pembangunan sumur resapan di kawasan Monas, Jakarta, Selasa (26/2).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sumur Resapan. Petugas Dinas Sumber Daya Air saat menyelesaikan pembangunan sumur resapan di kawasan Monas, Jakarta, Selasa (26/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jelang musim hujan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai membangun 1.000 sumur resapan untuk mengurangi banjir di Ibu Kota. Proyek senilai Rp 7 miliar itu ditargetkan rampung pada akhir tahun ini.

Kepala Seksi Geologi dan Konservasi Air Baku Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, Aditya Putra Brata mengatakan, 1.000 titik sumur resapan itu akan dibangun di sejumlah lahan pemerintah di wilayah Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Dua wilayah itu dipilih karena karakteristik tanahnya cocok dibangun sumur resapan.

"Kalau di Jakarta Utara, gali satu meter saja sudah ketemu air. Makannya kita prioritas di (Jakarta) selatan dan timur. Cuma nanti dimungkinkan juga di pusat dan barat," kata Aditya kepada Republika.co.id, Kamis (8/10).

Untuk membangun 1.000 sumur resapan itu, kata dia, pihaknya menganggarkan dana Rp 7 miliar. Tiap sumur resapan dibangun dengan diameter satu meter dan kedalaman maksimal tiga meter.

Pembangunanya ditargetkan rampung pada 31 Desember 2020. Kini sebanyak 370 titik sudah mulai dibangun di Jakarta Selatan. "Kita bangun di kantor lurah, kantor camat, rumah dinas, gedung olahraga, dan sekolah," kata Aditya.

Aditya menjelaskan, pembangunan sumur resapan ini memiliki dua fungsi. Pertama, untuk mengurangi limpasan air hujan ke saluran air. Hanya air yang tak terserap yang akan masuk ke saluran air. "Hal ini bisa mengurangi volume air di salurah dan kurang lebih banjir juga bisa teratasi," katanya.

Kedua, untuk menjaga ketersediaan air tanah karena debitnya akan terus bertambah seiring berjalannya penyerapan air hujan. "Wilayah yang kita buat resapan, rata-rata waktu musim kering itu cadangan air tanahnya jarang berkurang," katanya.

Namun demikian, Adity belum menghitung persentase pengurangan banjir jika 1.000 sumur resapan ini rampung dibangun. Penghitunganya, kata dia, perlu ditotalkan dengan sumur resapan yang sudah dibangun sebelumnya. "Kita masih rekapitulasi jumlah semuanya karena kan ada juga yang dibangun Dinas Perindustrian, Bina Marga, pemerintah kota, dan pemerintah kelurahan," ujarnya.

Aditya menambahkan, idealnya di Jakarta dibangun sebanyak 1,8 juta sumur resapan. "Sekarang masih jauh dari target itu," katanya lagi. Dari target ideal 1,8 juta itu, imbuh dia, hanya sekitar delapan persen (144.000 sumur resapan) yang harus dibangun di lahan pemerintah. Sisanya berada di lahan masyarakat ataupun swasta.

Untuk mendorong masyarakat membangun sumur resapan itu, kata dia, Pemprov sudah mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 20 tahun 2013 yang mewajibkan setiap bangunan yang memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk membangun sumur resapan. "Tapi di Jakarta kan baru sekitar 30 persen bangunan yang punya IMB," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement