Rabu 07 Oct 2020 22:20 WIB

Pembangunan Bendungan Ciawi-Sukamahi Sudah 60 Persen

Bendungan itu baru bisa digunakan pada akhir 2022 mendatang.

Rep: Febryan A/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Bendungan Ciawi di Bogor, Jawa Barat. Pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat sudah rampung hingga 60 persen.
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Bendungan Ciawi di Bogor, Jawa Barat. Pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat sudah rampung hingga 60 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Kementerian PUPR Bidang Sumber Daya Air, Firdaus Ali, mengatakan, pembangunan Bendungan Ciawi-Sukamahi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat sudah rampung hingga 60 persen. Kendati demikian, bendungan yang merupakan bagian dari rencana induk pengendalian banjir di Jakarta itu baru bisa digunakan pada akhir 2022 mendatang.

"Progresnya sekarang sudah 60 persen kedua-duanya. Pengerjaan terhalang pembebasan lahan dan Covid-19. Kita berharap akhir 2022 itu sudah beroperasi," kata Firdaus kepada Republika, Rabu (7/10).

Baca Juga

Jika bendungan itu sudah beroperasi, lanjut dia, maka banjir di Ibu Kota akibat luapan Kali Ciliwung bisa dikurangi sekitar 17 hingga 29 persen dari biasanya. "Itu baru keberadaan bendungan. Belum kalau normalisasi Kali Ciliwung berjalan, otomatis bertambah," ucap Firdaus.

Firdaus memerinci, kehadiran dua bendungan itu bisa mengurangi banjir di Jakarta hingga 17 persen jika hujan mengguyur semua kawasan. Mulai dari hulu Ciliwung di Bogor hingga hilir di Jakarta.

Banjir akan berkurang hingga 20 persen, lanjut dia, jika hujan hanya terjadi di kawasan Bogor. Banjir akan berkurang hingga 29 persen jika hujan tak mengguyur sejak dari kawasan hulu hingga kawasan Manggarai, Jakarta Pusat.

Pengurangan intensitas banjir akibat luapan Ciliwung, kata dia, bisa lebih dari itu jika normalisasi Kali Ciliwung dituntaskan. Ditambah pula dengan pembuatan embung di sepanjang aliran dan reboisasi di kawasan hilir.

"Kalau itu dilakukan semua, itu akan signifikan sekali. Bisa kendalikan sampai 70 persen," kata pakar bioteknologi lingkungan dari Universitas Indonesia itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement