Rabu 07 Oct 2020 19:33 WIB

Jokowi Tunjuk Bio Farma untuk Pengadaan Vaksin

Jokowi menyetujui pengadaan vaksin Covid-19 melalui kerjasama lembaga internasional

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Gita Amanda
Presiden Jokowi bersama Ketua Pelaksana KPCPEN Erick Thohir, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menyaksikan uji klinis vaksin Covid-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung, Jawa Barat. (ilustrasi)
Foto: KCPEN
Presiden Jokowi bersama Ketua Pelaksana KPCPEN Erick Thohir, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir menyaksikan uji klinis vaksin Covid-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung, Jawa Barat. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi penugasan kepada PT Bio Farma untuk melakukan pengadaan vaksin Covid-19. Hal ini tertuang dalam Peraturan Presiden No 99 Tahun 2020 tentang pengadaan vaksin dan pelaksanaan vaksinasi dalam rangka penanggulangan pandemi Covid-19 yang telah diterbitkan Jokowi.

“Penugasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a kepada PT Bio Farma (Persero) dilakukan oleh Menteri Kesehatan,”demikian bunyi Pasal 5 ayat (1) dalam Perpres No 99/2020, Rabu (7/10).

Baca Juga

Jenis dan jumlah untuk pengadaan vaksin Covid-19 dalam penugasan tersebut ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. PT Bio Farma juga dapat melibatkan anak perusahaannya yaitu PT Kimia Farma Tbk dan PT Indonesia Farma Tbk dalam proses pengadaan vaksin.

Dalam pelaksanaan penugasan tersebut, PT Bio Farma dapat bekerjasama dengan badan usaha dan atau lembaga baik dalam negeri maupun luar negeri. PT Bio Farma juga dapat menetapkan ketentuan kerjasama pelaksanaan pengadaan vaksin Covid-19 dengan tetap memperhatikan tujuan, prinsip, dan etika pengadaan.

“Kerjasama PT Bio Farma (Persero) dengan pihak lain yang telah dilakukan sebelum Peraturan Presiden ini diundangkan tetap berlaku dan dilanjutkan,” bunyi Pasal 5 ayat (5).

Jokowi juga menyetujui pengadaan vaksin Covid-19 melalui kerjasama dengan lembaga/badan internasional yang melakukan penawaran atau kerjasama penelitian, produksi, dan atau penyediaan vaksin Covid-19. Namun, kerjasama dengan lembaga/badan internasional tersebut hanya terbatas untuk penyediaan vaksin Covid-19 dan tidak termasuk peralatan pendukung untuk vaksinasi.

Lembaga/badan internasional yang dimaksud adalah The Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), The Global Alliance for Vaccines and Immunizations (GAVI), dan lembaga/badan internasional lainnya.

Kerjasama dengan lembaga/badan internasional tersebut dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri setelah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan. Pendanaan pengadaan vaksin Covid-19 dan pelaksanaan vaksinasi ini dilakukan menggunakan dana dari APBN dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement