Rabu 07 Oct 2020 03:32 WIB

Amerika Latin Masih Mencatat Kasus Covid-19 Harian Tinggi

Amerika Latin masih hadapi peningkatan kasus infeksi harian Covid-19 yang tinggi

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
 Petugas kesehatan beristirahat di dekat ambulans mereka setelah memindahkan pasien yang diduga terinfeksi COVID-19 ke Rumah Sakit HRAN, spesialis perawatan kasus baru virus corona, di Brasilia, Brasil, Senin, 3 Agustus 2020.
Foto: AP/Eraldo Peres
Petugas kesehatan beristirahat di dekat ambulans mereka setelah memindahkan pasien yang diduga terinfeksi COVID-19 ke Rumah Sakit HRAN, spesialis perawatan kasus baru virus corona, di Brasilia, Brasil, Senin, 3 Agustus 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA - Kawasan Amerika Latin masih menghadapi peningkatan kasus infeksi harian Covid-19 yang tinggi hingga Selasa (6/10). Dalam sepekan terakhir selain di Eropa dan Amerika Serikat, Amerika Latin termasuk wilayah yang mengalami lonjakan kasus harian yang terbilang sangat tinggi.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan meskipun semua negara telah terjangkit virus ini, masyarakat dunia harus ingat bahwa ini adalah pandemi yang tidak merata. "Sepuluh negara menyumbang 70 persen dari semua kasus dan kematian yang dilaporkan dan hanya tiga negara yang menyumbang setengahnya," ujar Tedros dikutip laman Anadolu Agency, Selasa.

Baca Juga

Ketiga negara itu adalah AS, India, dan Brasil. Brasil mencatat 11.946 kasus baru virus corona yang dikonfirmasi pada Senin (5/10) waktu setempat.

Angka baru ini membuat total kasus di negara yang dipimpin Bolsonaro itu menjadi 4.927.235. Sementara tercatat 146.675 kematian akibat virus corona menurut otoritas kesehatan negara.

Dengan rata-rata kematian dan infeksi harian yang tinggi dalam dua pekan terakhir, negara tersebut dapat mencapai angka 150 ribu kematian dan lima juta kasus pada pekan ini. Negara Amerika Selatan berada di urutan ketiga di belakang AS dan India dalam jumlah kasus dan kedua setelah AS dalam jumlah kematian akibat virus corona.

Venezuela telah menerima kiriman vaksin Sputnik-V buatan Rusia untuk melawan virus corona. Presiden Nicolas Maduro mengatakan putranya akan bergabung dalam uji coba.

Pemerintah mengumumkan batch awal vaksin tiba di Venezuela pada Jumat. Sekurangnya 2.000 penduduk akan berpartisipasi dalam uji coba.

"Dalam fase uji klinis ini, putra saya Nicolas Ernesto Maduro Guerra, memberitahu saya tentang keputusannya untuk divaksinasi dengan vaksin Rusia, untuk mengikuti uji coba. Saya pikir itu sangat bagus," kata Maduro dalam pernyataan yang disiarkan televisi.

Rusia menjadi negara pertama di dunia yang menyetujui vaksin melawan virus corona, meskipun belum memulai uji coba fase 3 atau telah menerbitkan hasil apa pun pada uji coba tahap sebelumnya. Sejauh ini, ada 79.117 kasus virus corona yang dikonfirmasi dan 658 kematian di Venezuela, menurut angka pemerintah.

sumber : https://www.aa.com.tr/en/americas/latin-america-still-faces-rising-daily-infection-rates/1996789
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement