Selasa 06 Oct 2020 03:36 WIB

Kementan Sosialisasi Korporasi Petani di Food Estate Sumut

tujuh kelompok tani sepakat membentu korporasi petani di Humbang Hasundutan

Tujuh kelompok tani (Poktan) di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) sepakat pada sejumlah opsi dari Kementerian Pertanian RI untuk membentuk Korporasi Petani di lokasi pilot project pengembangan lumbung pangan (food estate).
Foto: istimewa
Tujuh kelompok tani (Poktan) di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) sepakat pada sejumlah opsi dari Kementerian Pertanian RI untuk membentuk Korporasi Petani di lokasi pilot project pengembangan lumbung pangan (food estate).

REPUBLIKA.CO.ID, HUMBANG HASUNDUTAN -- Tujuh kelompok tani (Poktan) di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) sepakat pada sejumlah opsi dari Kementerian Pertanian RI untuk membentuk Korporasi Petani di lokasi pilot project pengembangan lumbung pangan (food estate).

Ketujuh Poktan dimaksud adalah Ganda Marsada, Ria Kerja, Sehati, Ria Bersinar, Maju, Karejo dan Sinar Jaya telah mengikuti sosialisasi dan pengenalan Korporasi Petani untuk Food Estate Humbahas, Provinsi Sumatera Utara oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian - Kementerian Pertanian RI (BPPSDMP) khususnya Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan).

Edizal dan Susi Deliana Siregar dari Tim Pusluhtan BPPSDMP bertemu tujuh pimpinan Poktan di Humbahas, untuk mengurai pembentukan Korporasi Petani, dilandasi semangat petani membangun Poktan berorientasi bisnis dengan menguasai sektor pertanian dari hulu ke hilir.

"Kami merasa tercerahkan dengan kunjungan Tim Pusluhtan BPPSDMP, karena selama ini yang kami ketahui hanya koperasi, bergerak di bidang simpan pinjam," kata Mangandar Siregar, Ketua Poktan Sehati Ahad (4/10).

Sedangkan korporasi yang akan dibentuk ini berbeda dengan koperasi, kata Mangandar, karena mempunyai beberapa divisi seperti usaha tani, pemasaran, sarana dan prasarana dan pengembangan SDM.

"Poktan Sehati beranggotakan 25 petani. Selama ini mengusahakan komoditas bawang merah, bawang putih, tomat, cabai merah dan kopi. Untuk food estate, Poktan Sehati yang mengelola 26,3 hektar secara bersama akan mengelola komoditas bawang merah," kata Mangandar.

Edizal menambahkan, untuk sementara hasil verifikasi dan validasi oleh Tim Hortikultura pada Jumat pekan lalu (2/10) memperkirakan luas lahan yang akan dikelola oleh ketujuh Poktan sekitar 222,9 hektar. Fokus komoditas bawang merah, bawang putih dan kentang.

"Mereka sepakat dan bersedia bergabung dengan Korporasi Petani yang akan disokong Kementan, dan optimistis pada dukungan pemerintah pusat terhadap pengembangan Food Estate Humbahas," kata Edizal.

Susi Deliana Siregar menambahkan kegiatan sosialisasi dan pendampingan tersebut sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo kepada BPPSDMP untuk mendukung kesiapan SDM pertanian dalam pengembangan kawasan Food Estate Humbahas. 

Program Food Estate di Humbahas seperti halnya Provinsi Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Timur (NTT) bertujuan antisipasi penurunan produksi pertanian, daya beli masyarakat terhadap produk pertanian, hambatan distribusi pangan, pandemi Covid-19, krisis pangan dan alih fungsi lahan pertanian. 

 "Program Food Estate Humbahas memanfaatkan lahan 1.000 hektar sebagai pilot project nasional hortikultura seperti kentang, bawang merah dan bawang putih dari total lahan 30.000 hektar," kata Mentan Syahrul.

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengatakan pihaknya mendukung penuh kesiapan SDM pertanian Food Estate. Hal itu mengacu kebijakan Presiden RI Joko Widodo periode kedua, 2019 – 2024, mengembangkan SDM Indonesia termasuk sektor pertanian. 

“Kita akan memastikan pendampingan terhadap petani di lokasi food estate berjalan maksimal. Memaksimalkan kinerja BPPSDMP, memastikan petani di wilayah Food Estate mendapatkan pendampingan, khususnya dalam hal korporasi petani,” katanya di Jakarta, belum lama ini. 

Kepala Pusluhtan Leli Nuryati berkomitmen mengerahkan penyuluh pusat didukung tim untuk koordinasi dan sinkronisasi dengan penyuluh Sumut maupun Humbahas."Penyuluh berperan penting terkait budaya dan etos kerja dan wawasan pengetahuan petani."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement