Selasa 06 Oct 2020 06:04 WIB

BI: Ekonomi Syariah Terbukti Lebih Tahan Krisis

Ekonomi syariah diharapkan hadir menawarkan solusi yang sifatnya ahead the curve.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
ilustrasi:ekonomi syariah - Pengunjung meyaksikan salah satu stan binaan Bank Indonesia pada pembukaan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) di Duta Mall, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Foto: ANTARA/Bayu Pratama
ilustrasi:ekonomi syariah - Pengunjung meyaksikan salah satu stan binaan Bank Indonesia pada pembukaan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) di Duta Mall, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ekonomi dan keuangan syariah akan menjadi energi baru yang mendorong pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19. Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo mengatakan, sektor ekonomi syariah dengan nilai-nilai yang dianutnya terbukti lebih tahan terhadap krisis.  

"Nilai-nilai seperti keadilan, transparansi adalah unsur penting yang membuat sektor ini lebih tahan krisis, meski beberapa institusi keuangan tumbang, tapi lembaga keuangan syariah tetap bertahan bahkan tumbuh positif," katanya dalam launching FESyar area Jawa, Senin (5/10).

Baca Juga

Dengan segala kelebihan tersebut, ia berharap ekonomi syariah mampu dan hadir menawarkan solusi yang sifatnya ahead the curve. Artinya, ekonomi syariah bisa mendahului tren ekonomi dan membawa solusi untuk mengatasi masa sulit seperti saat ini.

Ia mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III masih akan kontraksi meski nilainya lebih baik dari kuartal II. Ini seiring dengan arah perbaikan ekonomi global dan dampak dari stimulus fiskal yang sudah diluncurkan.

Untuk mendorong ekonomi syariah, setidaknya ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi bersama. Bagi pelaku usaha, ada tantangan permodalan, perluasan jangkauan pasar, akses pembiayaan. Selain itu adalah percepatan perkembangan inovasi.

Untuk bisa ahead the curve, produk syariah perlu lebih variatif. Selain itu kualitas sumber daya manusia juga masih perlu ditingkatkan karena pengelolaan lembaga industri keuangan syariah perlu sangat profesional.

"Ini terkait dengan dana umat yang sangat besar sehingga perlu SDM yang mampu dalam pengelolaan," katanya. 

Selain itu, pengembangan infrastruktur yang masih terbatas juga jadi tantangan. Padahal era teknologi sudah berkembang sehingga industri ekonomi syariah pun tidak boleh ketinggalan. Digitalisasi adalah senjata untuk membuat industri bertahan.

Dody menambahkan, BI dalam bauran kebijakannya tidak hanya menjaga stabilitas tapi juga mendorong momentum kerja sama semua pihak. Baik itu para pelaku usaha, hingga regulator, dalam merumuskan kajian, kebijakan, hingga implementasi di lapangan agar tetap komitmen dan konsisten. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement