Senin 05 Oct 2020 17:23 WIB

BMH Bangun Sumur Bor dan MCK untuk Warga  Hutan Samak

BMH terus membantu masyarakat pedalaman dengan program berkelanjutan.

BMH  membangun sumur bor dan fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus) di Dusun Hutan Samak, Bengkalis, Riau.
Foto: Dok BMH
BMH membangun sumur bor dan fasilitas MCK (mandi, cuci, kakus) di Dusun Hutan Samak, Bengkalis, Riau.

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKALIS -- Sabtu (3/10), BMH Perwakilan Riau datang membantu warga melalui program sumur bor yang dipusatkan di area Mushalla Miftahul Jannah Dusun Hutan Samak, Desa Titi Akar, Pulau Rupat, Bengkalis.

Program ini guna membantu warga yang selama ini menggunakan sumur tanah dan MCK seadanya. Harapannya warga semakin mudah  dalam memenuhi hajat kebersihan hidup dan kesucian dalam beribadah.

"BMH terus berupaya membantu masyarakat pedalaman seperti di Pulau Rupat ini dengan program berkelanjutan. Hari ini sumur bor telah kita realisasikan selanjutnya MCK sedang diupayakan agar juga dapat segera terealisasi, sehingga masyarakat dapat hidup layak dan nyaman," terang Kepala BMH Perwakilan Riau, M. Tauhid sepulang dari Pulau Rupat di Riau pada Ahad (4/10).

Membangun di pulau seperti ini butuh kesabaran dan biaya ekstra. Terlebih kala musim hujan, jalanan licin dan berlumpur. 

"Sementara tidak bisa langsung seperti rencana, karena material bangunan belum bisa masuk dan bahan bangunan didatangkan dari seberang, menggunakan kapal," imbuh Tahuid dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Tokoh masyarakat setempat amat bersyukur dengan kedatangan BMH membawa amanah kebaikan umat dan para donatur.

photo
Membawa bahan bangunan dari Pekanbaru ke Dusun Hutan Samak butuh perjuangan panjang.  (Foto: Dok BMH)

Kholil selaku pengelola mushala menyampaikan ucapan terima kasih atas kebaikan kaum muslimin.

"Kami selaku pengurus mushala, mewakili masyarakat muslim Hutan Samak mengucapkan terimakasih kepada bapak dan ibu para donatur BMH yang telah membantu.  Semoga ini menjadi amal jariah bapak ibu dan juga bermanfaat bagi kami disini semuanya, menjadi jariyah yang pahalanya tak terputus," tuturnya.

Tauhid menjelaskan rute yang harus ditempuhnya dari Pekanbaru ke Pulau Rupat "Untuk bisa ke Dusun Hutan Samak kami harus melakukan perjalanan dari Pekanbaru ke Dumai dengan mobil, dilanjutkan dengan kapal speed Dumai ke Pulau Rupat.  Setelah itu naik kapal kayu menuju Hutan Samak. Masih ada lagi sesi akhir, yaitu perjalanan darat sejauh 7 Kilometer dengan roda dua. Jalanan yang berlumpur dan licin membuat kami seringkali terpelanting tiba-tiba," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement