Senin 05 Oct 2020 13:44 WIB

Armenia Serang Mingachevir, Kota di Azerbaijan

Mingachevir menjadi tempat penampungan air dan pembangkit listrik utama.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Kondisi Kota Mingachevir, Azerbaijan pasca dibombardir oleh rudal Armenia.
Foto: Dok KBRI Azerbaijan
Kondisi Kota Mingachevir, Azerbaijan pasca dibombardir oleh rudal Armenia.

REPUBLIKA.CO.ID,  BAKU --  Kepala Departemen Urusan Kebijakan Luar Negeri dari Administrasi Kepresidenan Azerbaijan, Hikmat Hajiyev mengatakan, angkatan bersenjata Armenia melancarkan serangan rudal terhadap kota Mingachevir di Azerbaijan. Hal itu dilaporkan laman Tren, mengutip laporan Hajiyev melalui Twitter terverifikasinya.

"Teror negara Armenia terhadap warga sipil Azerbaijan terus berlanjut. Beberapa menit yang lalu angkatan bersenjata Armenia melancarkan serangan rudal terhadap kota industri #Mingachevir di Azerbaijan," ujar Hajiyev dikutip laman Tren, Senin (5/10).

Baca Juga

"Mingachevir menjadi tempat penampungan air dan pembangkit listrik utama. Ekspresi putus asa yang biadab," ujar Hajiyev menambahkan.

Angkatan Bersenjata Armenia melancarkan serangan militer besar-besaran terhadap posisi tentara Azerbaijan di garis depan, menggunakan senjata, mortir, dan artileri kaliber besar pada 27 September lalu. Azerbaijan menanggapi dengan serangan balik di sepanjang garis depan.

Sebagai akibat dari pembalasan, pasukan Azerbaijan membebaskan sejumlah wilayah yang sebelumnya diduduki Armenia, dan juga mengambil kendali strategis yang penting. Tindakan militer berlanjut pada 29 September - 1 Oktober.

Menurut pernyataan dari Kementerian Pertahanan Azerbaijan, angkatan bersenjata Armenia telah menderita kerugian besar di sepanjang garis depan dari 27 September hingga 30 September, termasuk tank, kendaraan lapis baja, artileri instalasi, sistem peluncuran roket, serta pos komando dan observasi, sistem pertahanan udara, dan lain sebagainya.

Konflik antara kedua negara Kaukasus Selatan dimulai pada 1988 ketika Armenia membuat klaim teritorial terhadap Azerbaijan. Akibat perang, angkatan bersenjata Armenia menduduki 20 persen Azerbaijan, termasuk wilayah Nagorno-Karabakh dan tujuh distrik sekitarnya.

Kesepakatan gencatan senjata 1994 diikuti dengan negosiasi damai. Armenia belum mengimplementasikan empat resolusi Dewan Keamanan PBB tentang penarikan angkatan bersenjatanya dari Nagorno Karabakh dan distrik sekitarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement