Senin 05 Oct 2020 11:49 WIB

Beda Keteladanan Muhammad SAW dan Legenda Dunia 

Rasulullah Muhammad SAW teladan terbaik peradaban manusia sepanjang masa.

Rasulullah Muhammad SAW teladan terbaik peradaban manusia sepanjang masa. Ilustrasi Rasulullah
Foto: Republika/Mardiah
Rasulullah Muhammad SAW teladan terbaik peradaban manusia sepanjang masa. Ilustrasi Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, Tidak ada satu umat, bangsa, atau peradaban, yang memiliki suri teladan yang senantiasa ’up to date’ sebagaimana kaum Muslim yang senantiasa meneladani Muhammad SAW dalam semua aspek kehidupan.

Mulai tidur sampai tidur lagi, berusaha mencontoh Nabi. Bangun tidur, Muslim mengikuti cara dan doa Nabi. Sejak usia dini, anakanak Muslim meniru cara Nabi memasuki kamar mandi; adab dan doanya pula dihafal luar kepala.  

Baca Juga

Muslim yang menjadi kepala negara tak hilang cara guna membina negara mulia. Sebab, Nabi menjadi sumber inspirasi dan teladan bangun negara utama, baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

Beliau pemimpin negara. Beliau panglima perang. Nabi pun suami teladan. Dalam Kitab Uqudul Lujain Fi Huquqi al- Zaujain, dikutip satu hadits Nabi: ”Sebaik-baik kamu adalah yang baik terhadap keluarganya, dan aku adalah orang yang terbaik terhadap keluargaku.” 

 

Itulah makna dan fakta kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai uswah hasanah; model yang hidup sepanjang zaman. Meskipun sudah 1400 tahun ber lalu, keteladanannya tetap hidup dan relevan. Ini unik.

Hanya kaum Muslim yang memiliki model lengkap sepanjang zaman. Sekagum-kagumnya kaum komunis terhadap Karl Marx, mereka tidak menjadikan Karl Marx sebagai teladan dalam seluruh aspek kehidupan.

Mereka tidak akan bertanya, bagaimana cara Karl Marx tidur, bagaimana cara Karl Marx berkeluarga, bagaimana cara Karl Marx bertetangga, dan bagaimana cara Karl Marx memimpin negara. 

Bagi bangsa Amerika, Thomas Jefferson dianggap sebagai the prophet of this country. Tetapi, mereka tidak akan bertanya bagaimana cara Thomas Jef ferson menggosok gigi.

Kaum Yahudi mengagungkan David dan Solomon. Tetapi anehnya, mereka menggambarkan sosok David dalam Bibel sebagai seorang pezina, yang berselingkuh dengan Bats heba, istri panglima perangnya sendiri. Bahkan, dengan liciknya David menjerumuskan suami Batsheba, Uria, dalam peperangan sehingga menemui ajalnya.

Itu dilakukan agar David bisa mengawini Batsheba. Sosok Solomon juga di gambarkan dalam Bibel sebagai penyembah berhala karena terpengaruh oleh istri-istrinya. Tokoh dan pemimpin Yahudi, Yehuda, pun merupakan pezina yang menghamili menantunya sendiri bernama Tamar. 

Kaum Nasrani sangat mengagungkan Yesus Kristus. Tetapi, mereka juga tidak menjadikan sosok Yesus sebagai teladan dalam seluruh aspek kehidupan. Sebab, Yesus sudah mereka angkat sebagai Tuhan dan bukan lagi manusia.

Karena itu, mereka tidak akan bertanya bagaimana cara Yesus membina rumah tangga dan mengasuh anak. Sebab, Yesus dalam kepercayaan mereka bukanlah manusia, tetapi Tuhan atau “anak Tuhan”.

Karena itulah Alquran menjelaskan bahwa salah satu karunia Allah yang sangat besar kepada para mukmin adalah diutusnya seorang rasul dari kalangan mereka sendiri. Rasul itu manusia, bukan malaikat, dan bukan anak Tuhan atau setengah Tuhan.

Bedanya, rasul yang mulia itu menerima wahyu dari Allah. Sebesar apa pun cinta kaum Muslim kepada Sang Nabi, tak pernah terlintas di benak kaum Muslim untuk mengangkatnya sebagai manusia setengah Tuhan atau anak Tuhan. (Lihat QS Ali Imran: 164, al-Kahfi: 110).

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement