Sabtu 03 Oct 2020 05:45 WIB

Surga Haram Bagi Pemimpin yang Mati Ketika Menipu Rakyat

Bagi pemimpin yang mati dalam keadaan menipu rakyat maka haram surga baginya.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Surga Haram Bagi Pemimpin yang Mati Ketika Menipu Rakyat. Foto: Ilustrasi Pemimpin
Foto: pixabay
Surga Haram Bagi Pemimpin yang Mati Ketika Menipu Rakyat. Foto: Ilustrasi Pemimpin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Agama Islam mengajarkan agar umat manusia dan para pemimpin menjadi pemimpin yang baik, adil, jujur, amanah dan bijaksana. Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya menyampaikan bahwa pemimpin yang mati dalam keadaan menipu rakyatnya, maka surga haram untuknya.

Ubaidullah bin Ziyad mengunjungi Ma'qil bin Yasar al-Muzani yang sedang sakit dan menyebabkan kematiannya. Ma'qil berkata, "Sungguh, aku ingin menceritakan kepadamu sebuah hadis yang aku pernah mendengarnya dari Rasulullah SAW. Sekiranya aku mengetahui bahwa aku (masih) memiliki kehidupan, niscaya aku tidak akan menceritakannya."

Baca Juga

Ma'qil mengatakan sesungguhnya aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa diberi beban oleh Allah untuk memimpin rakyatnya lalu mati dalam keadaan menipu rakyat, niscaya Allah mengharamkan surga atasnya." (HR Muslim).

Dalam hadis tersebut dijelaskan bahwa pemimpin yang mati dalam keadaan menipu rakyatnya akan mendapat hukuman. Hukumannya adalah diharamkannya surga untuknya.

Dalam hadis lainnya, Rasulullah SAW menjelaskan tentang pemimpin yang baik adalah yang mencintai rakyatnya dan rakyatnya mencintai pemimpinnya. Sementara, pemimpin yang buruk akan membenci rakyatnya dan rakyatnya membenci pemimpinnya.

Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik pemimpin kalian adalah mereka mencintai kalian dan kalian mencintai mereka, mereka mendoakan kalian dan kalian mendoakan mereka. Dan sejelek-jelek pemimpin kalian adalah mereka yang membenci kalian dan kalian membenci mereka, mereka mengutuk kalian dan kalian mengutuk mereka."

Nabi SAW ditanya sahabatnya, "Wahai Rasulullah, tidakkah kita memerangi mereka (pemimpin yang buruk)?" Nabi SAW bersabda, "Tidak, selagi mereka mendirikan sholat bersama kalian. Jika kalian melihat dari pemimpin kalian sesuatu yang tidak baik maka bencilah tindakannya, dan janganlah kalian melepas dari ketaatan kepada mereka." (HR Muslim).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement