Jumat 02 Oct 2020 15:09 WIB

Hari Batik, Mendes PDTT Pesankan Beli Produk Batik Desa

Mendes PDTT berharap produk batik bisa membantu ekonomi masyarakat desa.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Gita Amanda
Menteri Desa PDTT, Abdul Halim berharap produk batik bisa membantu ekonomi masyarakat desa.
Foto: Kemendes PDTT
Menteri Desa PDTT, Abdul Halim berharap produk batik bisa membantu ekonomi masyarakat desa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT), Jumat (2/10), menggelar Puncak Peringatan Hari Batik Nasional (HBN) 2020 yang digelar di Gedung makarti Kantor jalan Kalibata. Dalam kesempatan tersebut Menteri Desa PDTT, Abdul Halim berharap produk batik bisa membantu ekonomi masyarakat desa.

Puncak Peringatan HBN 2020 ini merupakan rangkaian dari Kampanye "Yang terbaik Yang Terbatik" yang sudah didengungkan sebelumnya oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar.

Baca Juga

Kampanye "Yang Terbaik dan Terbatik" ini pun merupakan bagian dari Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GNBBI) yang dikoordinatori oleh Kementerian Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).

Penetapan Hari Batik Nasional di setiap tanggal ini karena UNESCO “Batik” sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) pada tanggal 2 Oktober 2020. Pengakuan internasional itu membuat bangsa Indonesia bangga dan tetap melestarikan keberadaan “Batik”.

Puncak peringatan Hari Batik Nasional 2020 ini sejumlah kegiatan bakal dihelat oleh Kemendes PDTT. Acara inti adalah pencanangan 'Gerakan Belanja Batik Secara Online" dengan menggandeng sejumlah marketplace ternama di Indonesia seperti Bukalapak, Blibli, Tokopedia, Shopee dan Lazada.

Gus Menteri, sapaan akrab Menteri Halim, pencanangan Gerakan Belanja ini berkaiatan dengan meningkatkan produktifitas dalam negeri, meningkatkan rasa kepemilikan terhadap produk Indonesia juga dalam rangka mengupayakan rebound ekonomi pascapandemi Covid-19.

"Gerakan ini untuk membangun kecintaan masyarakat Indonesia, terutama generasi milenial untuk bangga menggunakan produk Indonesia seperti Batik," kata Doktor Honoris Causa dari UNY ini.

Siang ini, Abdul Halim juga menandatangani Memory of Understanding atau Nota Kesepahaman dengan Menteri BUMN, Badan Standarisasi Nasional (BSN) dan Yayasan Batik Indonesia. MoU dengan BSN berkaitan Pengembangan dan Penerapan Standar Penilaian Kesesuaian di bidang Pembangunan dan Pemberdayaan Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Pada Hari ini juga, Kemendes PDTT mengenalkan Gerakan Viralkan Batik dan NgeTwit Bareng dengan tagar #YangTerbaikYangTerbatik,#kitacintakitabeli, #kitadorongkitaborong” dan #BanggaBuatanIndonesia serta tagar #TerbaikTerbatikKemendesPDTT.

Gus Menteri mengatakan, pihaknya juga bakal mendorong dengan cara memborong. Jadi ini mewajibkan kepada jaringan Kemendes PDTT untuk memborong batik karena nantinya ada hari-hari yang harus mengenakan batik.

"Langkah ini untuk semakin meningkatkan kecintaan kita terhadap produk-produk Indonesia utamanya hasil budaya warisan budaya nenek moyang nanti setiap hari selama seminggu hari efektif semua memakai batik. Nantinya juga akan perbanyak kewajiban memakai batik selain baju putih," kata Gus Menteri.

Selain itu, juga bakal digelar Pagelaran Busana Batik yang melibatkan ibu-ibu Pejabat Eselon I, istri pejabat Kemendes PDTT dan kalangan profesional. Selain itu, Kemendes PDTT sudah melakukan rangkaian kegiatan Hari Batik seperti sejak hari Jumat yang lalu.

"Kita melakukan atau memulai dengan kegiatan Gowes Berbatik yang digelar setiap Hari Jumat bersama-sama dengan seluruh jajaran Kementerian desa dan Kementerian dan lembaga lain misalnya BNI turut ambil bagian dalam berbatik," katanya.

Sejak 25 September yang lalu Kemendes PDTT mewajibkan kepada seluruh keluarga besar Kementerian Desa termasuk didalamnya adalah para pendamping baik nasional tingkat provinsi dan tingkat kabupaten kecamatan maupun desa, dan mengajak kepada warga desa untuk memakai baju batik selama September sampai dengan Oktober.

Kemendes PDTT juga melaksanakan pelatihan batik secara virtual dan tatap muka jadi pelatihan yang tatap muka itu dilaksanakan oleh Balai Latihan Masyarakat (BLM) Kemendes PDTT dengan peserta 20 orang pilihan. Setiap kegiatan jadi masing-masing pesertanya itu milenial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement