Jumat 02 Oct 2020 10:03 WIB

Apa yang Bisa Dilakukan Anak Muda untuk Lestarikan Batik?

Anak muda harus memulai kecintaan kepada batik.

Pesepeda menggunakan busana batik saat melintas di kawasan Sudirman, Jakarta, Jumat (2/10). Pemakaian busana batik itu sebagai salah satu cara memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh setiap tanggal 2 Oktober. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pesepeda menggunakan busana batik saat melintas di kawasan Sudirman, Jakarta, Jumat (2/10). Pemakaian busana batik itu sebagai salah satu cara memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh setiap tanggal 2 Oktober. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertanyaan mengenai cara melestarikan batik yang bisa dilakukan anak muda terus mengemuka setiap Hari Batik Nasional. Menurut Ketua Galeri Batik YBI Periode 2010-2019, Tumbu Ramelan, cara termudah bagi generasi saat ini untuk melestarikan batik adalah dengan mengenakan dan bangga ketika memakainya.

"Memulai kecintaan kepada batik, caranya sederhana sekali. Pakailah batik. Dengan memakai batik, secara tak langsung sudah berkenalan dengan batik. Dan tentu harus bangga ketika mengenakannya," kata Tumbu dalam diskusi media, Kamis (1/10).

Baca Juga

Menurut Tumbu, batik merupakan kain tradisional yang bisa dikenakan di banyak lokasi penting di kehidupan, mulai dari lahir, menikah, hingga akhir hayat. Batik memiliki banyak nilai dan filosofi menarik yang bisa digali dan tetap relevan meski berganti zaman.

photo
Sejumlah karyawan menggunakan busana batik saat berjalan di kawasan Sudirman, Jakarta, Jumat (2/10). Pemakaian busana batik itu sebagai salah satu cara memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh setiap tanggal 2 Oktober. Republika/Putra M. Akbar - (Republika/Putra M. Akbar)

Saat ini, para desainer mode dan pengrajin batik pun telah mencoba untuk menyederhanakan dan menyesuaikan dengan selera anak muda. Dengan begitu, penggunaannya bisa lebih universal.

"Kami saat ini menciptakan model yang sederhana, dan kami bekerja sama dengan desainer untuk menarik anak-anak muda," kata Tumbu yang juga aktivis Yayasan Batik Indonesia.

Tumbu menyebut, dulu batik kesannya identik warnanya gelap. Sekarang, pengrajin menciptakan batik dengan warna pastel dengan motif yang lebih sederhana dan diharapkan bisa sesuai dengan selera anak muda.

Tumbu pun mengatakan, pihaknya dan komunitas batik lainnya juga giat untuk terlibat mempromosikan batik ke sekolah hingga kampus. Dalam kegiatannya, pihaknya memberikan contoh mengenakan batik dengan simpel tanpa perlu khawatir nilai-nilai di dalamnya akan hilang.

"Kami memberi contoh memakai batik yang lebih sederhana, memperlonggar, dan lebih santai dalam keseharian," kata dia.

Namun, tentu saja, melestarikan batik pun membutuhkan perjuangan yang berkelanjutan. Upayanya melibatkan banyak pihak, termasuk pemerintah hingga masyarakat.

"Kita membutuhkan keterlibatan pemerintah juga. Masyarakat bergerak, pengrajin bergerak. Batik adalah seni, yang dikerjakan oleh artisan dan tentu harusnya mendapatkan tempat spesial. Ada kesinambungan dari seluruh ekosistem di dalamnya," tuturnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement