Jumat 02 Oct 2020 03:30 WIB

Lapas Perempuan Pekanbaru Kewalahan dengan Kasus Covid-19

Lapas Perempuan Pekanbaru berharap semua warga binaan bisa jalani tes usap Covid-19.

Petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Pekanbaru mengenakan alat pelindung diri saat memeriksa kesehatan warga binaan yang positif COVID-19, di Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (1/10/2020). Lapas Perempuan Pekanbaru kewalahan akibat klaster penularan COVID-19 di fasilitas tersebut. Hingga Kamis (1/10) sudah ada 28 warga binaan yang terkonfirmasi positif COVID-19 sedangkan fasilitas ruangan untuk isolasi mandiri, peralatan medis, obat dan tenaga kesehatan sangat kurang memadai.
Foto: FB Anggoro/ANTARA
Petugas Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Pekanbaru mengenakan alat pelindung diri saat memeriksa kesehatan warga binaan yang positif COVID-19, di Kota Pekanbaru, Riau, Kamis (1/10/2020). Lapas Perempuan Pekanbaru kewalahan akibat klaster penularan COVID-19 di fasilitas tersebut. Hingga Kamis (1/10) sudah ada 28 warga binaan yang terkonfirmasi positif COVID-19 sedangkan fasilitas ruangan untuk isolasi mandiri, peralatan medis, obat dan tenaga kesehatan sangat kurang memadai.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Pekanbaru, Riau, "kewalahan" akibat 28 warga binaan terkonfirmasi positif Covid-19. Mereka yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 menjalani isolasi mandiri dengan segala keterbatasan fasilitas.

"Kami sangat mengharapkan ada bantuan, terutama untuk uji swab (usap) seluruh warga binaan karena ini sudah menyebar ke mana-mana,” kata Kepala Keamanan Lapas Perempuan Pekanbaru Ema Tarigan, kepada Antara di Pekanbaru, Kamis.

Baca Juga

Ema berharap, dengan ada tes usap massal, masalah penyebaran Covid-19 di lapasnya bisa dikendalikan. Lapas Perempuan menjadi klaster penyebaran Covid-19 di Pekanbaru yang cukup besar setelah seorang pegawai positif Covid-19 dan menularkan virus ke warga binaan.

Ema mengatakan, ada tiga pegawai lapas yang terkonfirmasi positif. Ketiganya kini menjalani pengobatan secara isolasi mandiri di rumah.

 

photo
Sejumlah warga binaan yang positif COVID-19 mengenakan masker di sel isolasi khusus, di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Pekanbaru, Riau, Kamis (1/10/2020).Lapas Perempuan Pekanbaru kewalahan akibat klaster penularan Covid-19 di fasilitas tersebut. Hingga Kamis (1/10) sudah ada 28 warga binaan yang terkonfirmasi positif Covid-19 sedangkan fasilitas ruangan untuk isolasi mandiri, peralatan medis, obat dan tenaga kesehatan sangat kurang memadai. - (FB Anggoro/ANTARA FOTO)

Sejak kemunculan kasus awal tersebut, Lapas Pekanbaru segera melakukan uji usap mandiri secara acak kepada warga binaan. Ternyata, narapidana juga ada yang positif Covid-19.

“Kemungkinan tertular dari pegawai kami karena tugasnya memang bagian keamanan, sehingga ada kontak dengan warga binaan,” ujarnya.

Ema mengatakan pihaknya sudah dua kali uji swab secara mandiri, sedangkan uji usap dari dinas kesehatan baru sekali dan itu pun tidak seluruh warga binaan yang diperiksa. Total baru 80 narapidana yang menjalani uji usap, sedangkan jumlah keseluruhan mereka di fasilitas tersebut ada 319 orang.

“Kami sangat berharap dinas kesehatan melakukan uji swab massal di sini supaya mata rantai Covid-19 bisa ketahuan. Kalau seperti sekarang ini kami merasa tidak ada kepastian,” katanya.

Sebagai antisipasi terhadap klaster Covid-19, Ema mengatakan, 28 narapidana yang positif ditempatkan di lima ruang isolasi terpisah dari warga binaan lainnya. Seluruh petugas wajib mengenakan alat pelindung diri saat bekerja, mulai dari baju hazmat dan masker. Selain itu, narapidana yang ada gejala demam dan hilang indra penciumannya, juga sudah dipisahkan, meski belum menjalani uji usap.

“Dengan segala keterbatasan kita sekarang ini, karena ruang isolasi masih bersama-sama dan juga tenaga perawat kami cuma ada dua orang. Untuk baju hazmat kami juga kekurangan, terpaksa kami secara pribadi membeli sendiri,” katanya.

Perawat Lapas Perempuan Pekanbaru, Ina Kurniasih, mengungkapkan 28 narapidana yang terkonfirmasi Covid-19 ditempatkan di lima sel khusus untuk isolasi mandiri. Setiap sel bisa dihuni enam hingga sembilan orang, terdiri dari sel khusus untuk pasien dengan gejala, orang tanpa gejala (OTG), dan pasien yang pernah ada gejala, namun sudah pulih.

“Setiap hari kami melakukan pengecekan suhu badan dan tensi kepada mereka,” katanya.

Ina mengatakan, pihak Lapas juga sudah menyurati Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru untuk meminta agar pasien Covid-19 di tempat itu dipindahkan ke fasilitas isolasi mandiri yang disediakan pemerintah daerah. Namun, hingga kini belum ada jawaban.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement