Kamis 01 Oct 2020 22:22 WIB

Perajin Tahu Tempe Aceh Mulai Keluhkan Harga Kedelai

Harga kedelai impor di Aceh sudah naik sejak enam bulan lalu.

Harga kedelai impor di Aceh sudah naik sejak enam bulan lalu (Foto: perajin tempe)
Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Harga kedelai impor di Aceh sudah naik sejak enam bulan lalu (Foto: perajin tempe)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Kalangan pengrajin tahu dan tempe di Aceh mengeluhkan naiknya harga kedelai sebagai sebagai bahan baku makanan tradisional tersebut di masa pandemi COVID-19. Sekretaris Asosiasi Tahu Tempe Aceh Mulizar di Banda Aceh, Kamis (1/10), mengatakan, harga kedelai sekarang mencapai Rp8.000 per kilogram sebelumnya berkisar Rp 6.700 - Rp 6.800 per kilogram.

"Kenaikan harga kedelai ini sudah berlangsung sejak enam bulan terakhir. Kedelai yang digunakan pengrajin tahu umum barang impor," kata Mulizar.

Baca Juga

Selain harga kedelai terus meningkat, kalangan pengrajin juga sulit mendapatkan bahan baku tersebut. Pasokan keledai impor kepada pengrajin sering tersendat. Dengan kondisi harga kedelai yang melonjak serta sulit mendapatkan pasokan bahan baku, kalangan pengrajin tahu terpaksa mengurangi produksi dari biasanya 500 hingga 650 kilogram, kini antara 200 hingga 250 kilogram.

"Kendati harga kedelai melonjak, namun harga jual tahu tidak mengalami kenaikan. Harga tahu per papan Rp 33 ribu untuk kalangan pengecer dan Rp 40 ribu untuk konsumen," katanya. 

Menurut dia, harga jual tahu tersebut sudah bertahan sejak setahun terakhir. Pengrajin tidak menaikkan harga karena permintaan terus menurun.

"Permintaan tahu terus menurun. Kami juga tidak tahu lagi bagaimana solusinya. Hanya saja, kami terus berupaya bertahan dalam kondisi seperti ini," kata Mulizar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement