Kamis 01 Oct 2020 21:50 WIB

Kasus Positif Covid-19 di Papua Capai 6.306 Orang

Dari jumlah tersebut, 2.232 orang dilaporkan dirawat.

Petugas medis memeriksa pasien. (Ilustrasi)
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Petugas medis memeriksa pasien. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Jubir Satgas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 Papua dr. Silwanus Sumule mengatakan kasus positif Covid-19 di provinsi tersebut saat ini mencapai 6.306 orang.

Iadi Jayapura, Kamis mengatakan, dari jumlah tersebut, 2.232 orang dilaporkan dirawat baik di rumah sakit maupun melakukan isolasi mandiri, dan 99 meninggal dunia. Pasien positif Covid-19 yang sembuh hingga Rabu (30/9) tercatat 3.975 orang yang tersebar di 20 kabupaten dan kota di Papua.

Namun dari 20 kabupaten dan kota yang warganya terjangkit virus corona baru, delapan kabupaten di antaranya dinyatakan zona hijau setelah semua pasiennya sembuh, kata Sumule. Mantan Sekretaris Dinkes Papua itu mengatakan, kedelapan kabupaten yang masuk zona hijau adalah Kabupaten Yalimo, Supiori, Pegunungan Bintang, Lanny Jaya, Mappi, Mamberamo Tengah, Waropen, dan Kab. Puncak Jaya.

Adapun lima kabupaten dan kota yang tertinggi tingkat penularan Covid-19 di Papua adalah Kota Jayapura, Kab.Mimika, Kab. Jayapura, Biak dan Kab. Nabire, jelas dr. Silwanus Sumule.

Kadinkes Kota Jayapura dr. Nyoman Antari secara terpisah mengakui tingginya kasus penularan Covid-19 tercatat 3.141 orang, 2.035 orang di antaranya sembuh, 1.052 orang dirawat dan 55 orang meninggal.

Memang kasus Covid-19 di wilayah Kota Jayapura terus meningkat, akibat masih banyaknya warga yang tidak mengindahkan protokol kesehatan khususnya penggunaan masker dan jaga jarak serta rajin mencuci tangan.

Pemkot Jayapura bersama satgas sudah berupaya semaksimal mungkin termasuk dengan penerapan saksi berupa denda bagi warga yang tidak mengenakan masker dan berharap penggunaan masker tidak saja dilakukan di depan petugas tetapi juga saat berada di luar rumah.

"Bila kita mematuhi protokol kesehatan diharapkan dapat menutus mata rantai penyebaran virus corona baru," harap dr. Antari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement