Kamis 01 Oct 2020 10:55 WIB

Perkuat Layanan, BKP Tanjung Priok Gelar Training Kehumasan

Pelatihan kehumasan digelar karena tantangan pengelolaan informasi semakin kompleks.

Badan Karantina Pertanian melalui Balai Besar Karantina Pertanian (BKP) Tanjung Priok menggelar Inhouse Training Kehumasan bagi para pengelola humas. Inhouse Training Kehumasan yang dihelat di Hotel Horison Ultima Bhuvana Ciawi, 29 September sampai 1 Oktober 2020, menghadirkan para content creator dan narasumber praktisi media dari Surat Kabar Bisnis Indonesia.
Foto: Kementan
Badan Karantina Pertanian melalui Balai Besar Karantina Pertanian (BKP) Tanjung Priok menggelar Inhouse Training Kehumasan bagi para pengelola humas. Inhouse Training Kehumasan yang dihelat di Hotel Horison Ultima Bhuvana Ciawi, 29 September sampai 1 Oktober 2020, menghadirkan para content creator dan narasumber praktisi media dari Surat Kabar Bisnis Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Badan Karantina Pertanian melalui Balai Besar Karantina Pertanian (BKP) Tanjung Priok menggelar Inhouse Training Kehumasan bagi para pengelola humas. Selain sebagai forum konsolidasi, ajang ini juga diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dan penguasaan dalam mengelola dan menyajikan informasi. 

Kepala Seksi Informasi dan Sarana Teknis Karantina Hewan Tanjung Priok, Ai Srimulyati menyampaikan, sesuai arahan Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kuntoro Boga Andri, tantangan pengelolaan informasi lembaga publik semakin kompleks. 

Selain itu, informasi yang baik saja tidak cukup, tapi juga harus menarik. Oleh karenanya,  ada tiga hal yang harus dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut. "Pak Karo mengingatkan kepada kita untuk berkolaborasi, gotong royong dan saling peduli. Peduli antar sesama tim maupun terhadap isu-isu publik," kata Ai di Hotel Horison Ultima Bhuvana Ciawi, Rabu (30/9). 

Selanjutnya, Ai menambahkan, pengelola kehumasan juga dituntut mengoptimalkan media sosial.  Menurutnya, dari media sosial, informasi yang disampaikan setiap lembaga publik bisa langsung direspon sehingga bisa dijadikan benchmark, sejauh mana penerimaan publik terhadap program atau kebijakan yang digulirkan. 

"Ada interaksi dan terbangun keakraban. Dan ini menjadi modal dukungan," ujarnya menambahkan. 

Senada dengan Ai, Zaki Nabiha yang hadir mewakili Kepala Biro Humas dan Informasi Publik menyampaikan bahwa telah terjadi transformasi fungsi media sosial. "Dulu Medsos digunakan sebagai killing time, tapi sekarang medsos bisa digunakan untuk membentuk opini publik, dan itu cukup efektif," ungkap Zaki. 

Menurutnya, medsos dewasa ini menjadi "kiblat opini". Tidak sedikit kebijakan-kebijakan publik dipengaruhi dari percakapan-percakapan di medsos. "Kemampuan menerjemahkan narasi, berkomunikasi, membuat tulisan, video dan produk kehumasan lainnya, harus terus ditingkatkan. Berlatih dan berlatih terus," ungkapnya. 

Oleh karena itu, kerja-kerja kehumasan menurutnya harus dilandasi cinta. "Pengelola kehumasan itu bagaimanapun kondisinya seyogyanya bisa melayani dengan segenap cinta, tapi tetap berwibawa. Apalagi respon dan komentar netizen itu aneh-aneh. Disinilah seninya," pungkasnya. 

Inhouse Training Kehumasan yang dihelat di Hotel Horison Ultima Bhuvana Ciawi, 29 September sampai 1 Oktober 2020, menghadirkan para content creator dan narasumber praktisi media dari Surat Kabar Bisnis Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement