Kamis 01 Oct 2020 10:32 WIB

Kurdi Irak Protes Roket Hantam Bandara Erbil

Milisi yang didukung Iran luncurkan roket menargetkan pasukan AS namun salah mendarat

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Milisi yang didukung Iran luncurkan roket menargetkan pasukan AS namun salah mendarat. Ilustrasi.
Foto: Adel Hana/AP Photo
Milisi yang didukung Iran luncurkan roket menargetkan pasukan AS namun salah mendarat. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SULAIMANIYA -- Milisi yang didukung Iran meluncurkan roket menargetkan pasukan Amerika Serikat tapi malah mendarat di dekat bandara Erbil di wilayah semi-otonom Kurdistan di Irak, pada Rabu (30/9). Peristiwa ini terjadi beberapa jam setelah Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi berjanji untuk melindungi anggota misi dari luar negeri.

Layanan kontraterorisme Kurdistan Irak menyalahkan serangan itu pada Popular Mobilisation Forces (PMF). Kelompok ini adalah payung dari sebagian besar milisi Syiah Irak yang didukung Iran dan merupakan bagian dari angkatan bersenjata Irak.

Baca Juga

"Enam roket diluncurkan dari perbatasan desa Sheikh Amir di provinsi Nineveh oleh Popular Mobilisation Forces yang menargetkan pasukan koalisi (pimpinan AS) di Bandara Internasional Erbil," kata layanan Kurdi Tersebut.

Sebanyak empat roket mendarat di tepi kompleks bandara dan dua tidak meledak. Kementerian Dalam Negeri Kurdi mengutuk serangan yang terjadi pada pukul 20.30 waktu setempat.

Media Kurdi melaporkan, juru bicara Mohamed Qadiri menyatakan sirene terdengar di dalam pangkalan militer terdekat yang menampung pasukan AS. Sebuah roket jatuh 200 meter dari tempat Democratic Party of Iranian Kurdistan (KDPI). Tidak jelas apakah KDPI merupakan target yang sesungguhnya.

Laporan media telah menduga Washington memindahkan staf diplomatik ke Erbil. Wilayah Kurdistan ini telah lama dilihat sebagai tempat berlindung yang aman dari kekerasan yang mencengkeram seluruh Irak dan jauh dari jangkauan milisi Irak yang didukung Iran.

Hingga saat ini, tidak ada satu pun kelompok yang mengklaim bertanggung jawab langsung atas serangan itu, termasuk PMF. Perdana Menteri Kurdi, Masrour Barzani, mengutuk serangan itu dan mendesak Kadhimi untuk meminta pertanggungjawaban pelaku. "Saya telah berbicara dengan PM Mustafa al-Kadhimi tentang pentingnya meminta pertanggungjawaban para pelaku," katanya.

Barzani mengutuk keras serangan roket di Erbil. Dia menyatakan Kurdistan Regional Government (KRG) tidak akan menolerir setiap upaya untuk merusak stabilitas Kurdistan dan mereka akan memberi balasan.

Militer Irak menyalahkan kelompok teroris atas serangan itu dan mengatakan tidak ada korban. Pernyataan ini senada dengan Kolonel Angkatan Darat AS dan juru bicara koalisi pimpinan AS, Wayne Marotto. Dia mengatakan laporan awal adalah bahwa tembakan tidak langsung mengenai pasukan koalisi di Erbil.

"Tidak ada kerusakan atau korban jiwa. Insiden sedang diselidiki," ujar Marotto di Twitter.

Komandan lokal yang bertanggung jawab untuk mengamankan area peluncuran telah ditangkap sambil menunggu penyelidikan. Sedangkan sumber keamanan mengatakan dua pria ditangkap yakni seorang brigadir jenderal tentara Irak dan komandan Brigade ke-30 PMF.

Serangan ini menjadi pukulan keras karena terjadi beberapa jam setelah al-Kadhimi berjanji dalam pertemuan dengan diplomat untuk melindungi misi asing. Dia akan membatasi kepemilikan senjata kepada pasukan negara menyusul ancaman AS untuk menutup kedutaan besarnya di Baghdad.

"Mereka yang melakukan serangan terhadap misi luar negeri berusaha untuk membuat tidak stabil Irak dan menyabotase hubungan regional dan internasionalnya," kata Kadhimi kepada 25 utusan asing, termasuk duta besar AS, pada Rabu pagi.

AS telah membuat persiapan untuk menarik diplomat dari Irak setelah memperingatkan Baghdad bahwa mereka dapat menutup kedutaannya. Langkah ini dikhawatirkan warga Irak karena dapat mengubah negara itu menjadi zona pertempuran.

Dalam beberapa pekan terakhir, serangan roket di dekat Kedutaan AS telah meningkat dan bom pinggir jalan menargetkan konvoi yang membawa peralatan ke koalisi militer pimpinan AS. Satu serangan pinggir jalan menghantam konvoi Inggris di Baghdad dan pertama kali terhadap diplomat Barat di Irak selama bertahun-tahun.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement