Rabu 30 Sep 2020 23:50 WIB

30 Persen Warga Kota Malang Manfaatkan Belanja Daring

Warga mengakses laman pasar rakyat lalu akan tersambung dengan pedagang di pasar.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi penjual cabai di pasar tradisional.
Ilustrasi penjual cabai di pasar tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sekitar 30 persen warga di Kota Malang telah menggunakan sistem belanja daring di pasar rakyat. Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan Kota Malang Wahyu Setianto, Rabu (30/9).

Saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Malang telah menyediakan layanan belanja daring melalui laman dan aplikasi Bakul Pasar Ngalam. Masyarakat hanya perlu mengakses laman pasar rakyat lalu akan tersambung dengan pedagang di pasar.

Baca Juga

Untuk melakukan belanja daring, pembeli bisa mengakses fitur s.id/ yang diteruskan dengan nama masing-masing pasar. Setelah memilih pasar yang diinginkan, warga diperkenankan membeli berbagai bahan kebutuhan yang tersedia di aplikasi dan laman.

Tidak hanya bahan pokok, layanan juga memudahkan warga untuk membeli sayur, buah-buahan, perhiasan dan sebagainya. Meski telah banyak menggunakan sistem daring, Wahyu tak menampik, masih terdapat warga yang lebih memilih berbelanja langsung ke pasar rakyat.

"Masih tinggi," katanya kepada wartawan di Kota Malang.

Wahyu mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan sistem belanja daring yang disediakan Pemkot Malang. Upaya ini penting demi mengurangi kerumunan di pasar rakyat. Dengan demikian, penyebaran Covid-19 di masyarakat dapat dihindari ke depannya.

Total kasus positif Covid-19 di Kota Malang telah mencapai angka 1.780 orang, Rabu (30/9). Dari jumlah tersebut, 170 orang meninggal dan 1.495 orang telah dinyatakan sembuh. Sementara 115 orang lainnya masih dalam perawatan dan isolasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement