Kamis 01 Oct 2020 01:01 WIB

Timor Leste Harapkan Impor Benang Tenun dari Indonesia

Impor benang diperlukan untuk memproduksi kain tenun ikat di wilayahnya.

Kain tenun. ilustrasi
Foto: ANTARA/Nyoman Hendra Wibowo
Kain tenun. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Otoritas daerah Oecusse, Timor Leste, berharap perwakilan Indonesia di wilayahnya dapat memfasilitasi impor benang tenun dari Indonesia. Impor benang diperlukan untuk memproduksi kain tenun ikat di wilayahnya.

Kedutaan Besar RI (KBRI) menyebut kelompok penenun Oecusse menghadapi kendala kelangkaan benang dalam membuat kain tenun ikat. Kain tenun ikat di Timor Leste disebut beti, untuk laki-laki, dan tais, untuk perempuan itu.

Baca Juga

"PNS di Oecusse diwajibkan memakai pakaian tais dua kali seminggu, namun produksi tais terbatas karena pasokan benang tidak ada," kata KBRI Dili, mengutip pernyataan Presiden Daerah Administrasi Khusus Oecusse, Arsenio Bano.

Harapan impor benang dinyatakan Arsenio dalam seminar virtual potensi ekonomi tenun ikat Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Timor Leste. Seminar ini yang digelar KBRI Dili untuk memfasilitasi pemangku kepentingan kedua negara dalam memperkuat sektor usaha informal.

Wakil Menteri Pariwisata dan Budaya Timor Leste, Inacia Teixeira berharap agar kedua negara mempunyai nota kesepahaman untuk sektor informal tersebut. Khususnya bidang pariwisata dan kebudayaan.

Selain material produksi, otoritas Oecusse juga berharap mendapatkan masukan soal strategi dan program pemerintah, seperti yang dijalankan oleh pemerintah NTT untuk membawa tenun ikat ke taraf internasional.

"Daya jual kita di tingkat internasional adalah cerita atau literasi di balik makna setiap motif tenun. Timor Leste perlu membuat cerita motif tenun yang dimiliki masyarakat," kata Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah NTT, Julie Laiskodat.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement