Rabu 30 Sep 2020 22:55 WIB

Khutbah Jumat Momentum Perbaiki Akhlak Umat

Khutbah Jumat merupakan pertemuan mingguan umat Islam.

Khutbah Jumat Perbaiki Akhlak Umat. Khutbah Jumat (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Khutbah Jumat Perbaiki Akhlak Umat. Khutbah Jumat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Khutbah Jumat masih dipercaya sebagai sarana paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan agama. Keberadaannya semakin dirasa perlu untuk lebih ditingkatkan dari segi kualitas materi maupun kapasitas mubaligh-nya, mengingat persoalan yang dihadapi oleh umat menjadi kian kompleks dan beragam saat ini.

Kasubdis Sarana dan Prasarana Pendidikan DKI Jakarta kala itu, H Nawawi mengatakan perlunya meningkatkan kualitas mubaligh di masjid-masjid sekolah. Dikatakan lebih lanjut, khutbah Jumat adalah rukun shalat Jumat yang wajib disampaikan oleh khatib. Sementara jamaah shalat Jumat wajib mendengarkan khutbah itu dengan seksama karena khutbah Jumat punya kedudukan sangat penting dalam ajaran Islam.

Pelaksanaan shalat Jumat berlangsung di mana-mana, kalau dihitung bahkan mencapai ribuan tempat. Setiap hari Jumat itu, dia menambahkan, umat mendapat siraman rohani dari para khatib. Akan tetapi, pada kenyataannya kualitas akhlak umat belum sepenuhnya meningkat seperti diharapkan. Seolah pesan agama yang mengemuka pada setiap khutbah Jumat tidak berkorelasi positif dengan perilaku umat. Mengapa bisa terjadi? Salah satu sebabnya adalah khotib dinilai belum mampu menyampaikan materi khutbah secara baik.

Maka dari itulah kegiatan pelatihan mubaligh amatlah penting. "Melalui pelatihan ini diharapkan muncul khatib-khatib yang berkualitas, terlebih di sebagian besar sekolah memiliki masjid," urai Margani. Harapan akhirnya adalah peningkatan kualitas khutbah di sekolah ini dapat meningkatkan citra sekolah sekaligus mengangkat kualitas akhlak umat.

Sementara salah seorang pembicara, Adian Husaini MA, menengarai belum efektifnya khutbah Jumat dalam upaya peningkatan akhlak, lantaran selama ini umat menganggap khutbah Jumat sebagai hal yang rutin sifatnya. Padahal di Malaysia, beberapa lembaga asing justru ingin tahu betul mengenai materi apa saja yang disampaikan dalam khutbah Jumat itu. "Mereka (pihak asing) tersebut melihat khutbah Jumat sebagai sarana paling efektif yang menjadikan kuatnya resistensi umat Islam selama ini," tukas Adian. Sehingga, selain kalangan asing itu berupaya merombak kurikulum pendidikan di pesantren, mereka pun berkeinginan memasuki wilayah khutbah Jumat.

Dia berpendapat, karena khutbah Jumat merupakan pertemuan mingguan umat Islam, maka momentum yang waktunya singkat ini hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya terutama guna menjelaskan masalah aktual yang dihadapi umat dewasa ini. Dua hal yang mestinya menjadi penekanan dalam setiap khutbah yakni upaya peningkatan akhlak dan kualitas keilmuan umat.

 

*Artikel ini telah dimuat di Harian Republika, Jumat, 12 Agustus 2005

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement