Rabu 30 Sep 2020 15:42 WIB

Ilmuwan Buat Simulasi Tabrakan Bumi

Bumi mungkin kehilangan hingga 60 persen atmosfer saat tabrakan yang membentuk bulan.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Bumi
Foto: generalspecialist.com
Bumi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Ilmuwan membuat simulasi untuk mempelajari tabrakan Bumi. Bulan diyakini terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu setelah tabrakan antara proto Bumi (Bumi purba) dengan benda ruang angkasa yang kemungkinan seukuran Mars.

Sebuah studi terbaru yang dipimpin oleh Universitas Durham, Inggris menjalankan lebih dari 300 simulasi superkomputer untuk mempelajari konsekuensi tabrakan besar yang berbeda di planet berbatu dengan atmosfer tipis.

Baca Juga

Temuan mengarah pada pengembangan cara baru untuk memprediksi hilangnya atmosfer dari setiap tabrakan di berbagai dampak planet berbatu. Data ini digunakan oleh para ilmuwan yang menyelidiki asal mula Bulan atau dampak raksasa lainnya (yang terbentuk karena tabrakan).

Berdasarkan simulasi, Bumi bisa saja kehilangan antara 10 hingga 60 persen atmosfernya saat terjadi tabrakan, yang diperkirakan membentuk bulan.

Ilmuwan juga menemukan bahwa tabrakan besar antara planet-planet berusia muda dan benda-benda masif dapat menambah atmosfer yang signifikan ke planet (ini jika penabrak juga memiliki banyak atmosfer).

Jacob Kegerreis, di Institute for Computational Cosmology, Universitas Durham mengatakan misteri bagaimana Bulan terbentuk adalah teka teki yang sedang berusaha diungkap para ilmuwan. Ilmuwan berusaha menyibak tabrakan raksasa dengan Bumi di masa lalu.

“Kami menjalankan skenario berbeda untuk berbagai planet yang bertabrakan, menunjukkan berbagai dampak dan efek pada atmosfer planet tergantung pada sejumlah faktor seperti sudut, kecepatan tumbukan, atau ukuran planet,” ujar Kegerreis, dilansir Phys, Rabu (30/9).

Meski simulasi komputer tidak secara langsung memberi tahu kita bagaimana Bulan muncul, Kegerreis mengatakan efeknya pada atmosfer Bumi dapat digunakan untuk mempersempit cara berbeda yang mungkin bisa membentuk Bulan. Simulasi ini membawa kita lebih dekat untuk memahami asal mula benda langit terdekat dengan Bumi.

"Rangkaian utama simulasi planet ini juga menjelaskan peran dampak dalam evolusi Bumi seperti planet di luar tata surya (exoplanet),” kata rekan penulis studi, Luis Teodoro, di School of Physics and Astronomy, University of Glasgow, dan BAERI / NASA Ames Research Center.

Temuan ini dipublikasikan di The Astrophysical Journal Letters.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement