Rabu 30 Sep 2020 12:32 WIB

Satu Juta Kematian, PBB: Belum Terlihat Akhir Pandemi

Vaksin apa pun harus tersedia dan terjangkau untuk semua.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi Covid-19. Pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda akhir.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19. Pandemi Covid-19 belum menunjukkan tanda akhir.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, memperingatkan dunia setelah satu juta kematian terdata selama pandemi. Menurut Guterres, belum terlihat akhir penyebaran virus Covid-19.

Guterres menggambarkan kondisi saat ini sebagai kondisi yang tidak bisa dipikirkan lagi, setelah angka kematian akibat Covid-19 melebihi satu juta di seluruh dunia. Ia juga mendesak setiap wilayah agar tidak boleh melupakan setiap nyawa. “Mereka korban adalah ayah dan ibu, istri dan suami, saudara laki-laki dan perempuan, teman dan kolega,” kata dia.

Guterres mengatakan pencapaian kehidupan telah diperburuk oleh kekejaman penyakit ini. AS telah mencatat jumlah kematian tertinggi 205 ribu, diikuti oleh Brazil 142 ribu, lalu India 96 ribu, Meksiko 76 ribu, dan Inggris 42 ribu.

Dia juga memperingatkan selain penyebaran Covid-19, tidak terlihat pula akhir dari kehilangan pekerjaan, gangguan pendidikan, dan pergolakan kehidupan. Namun, krisis kesehatan global dapat dikalahkan dengan menekankan pentingnya kepemimpinan yang bertanggung jawab, kerja sama, sambil memperingatkan tidak adanya lagi kesahalan informasi.

Lebih lanjut, dia mengatakan masyarakat harus terus melakukan tindakan pencegahan. Termasuk menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan seraya dunia menunggu vaksin yang disetujui.

“Vaksin apa pun harus tersedia dan terjangkau untuk semua. Masa depan kita bergantung pada solidaritas kita semua,” ujar dia dilansir Independent.

Kematian akibat Covid-19 telah berlipat ganda dari setengah juta dalam waktu tiga bulan. Ini menunjukkan tingkat kematian semakin cepat sejak China melaporkan kematian pertama pada awal Januari lalu. Menurut perhitungan Reuters berdasarkan angka rata-rata bulan September, lebih dari 5.400 orang meninggal di seluruh dunia setiap 24 jam.

Wakil Presiden AS, Michael Richard Pence, memperingatkan, pada Senin (28/9), masyarakat harus mengantisipasi kasus akan meningkat di hari mendatang. Sebab, beberapa penerapan pembatasan sosial dilonggarkan. Sementara di Eropa WHO telah memperingatkan tentang penyebaran yang semakin mengkhawatirkan di bagian barat karena musim dingin sudah mendekat.

Jika infeksi terus meningkat saat ini, India akan menyalip AS sebagai negara dengan jumlah kasus virus Covid-19 tertinggi pada akhir tahun. Kendati peningkatan kasus di India semakin pesat, angka kenaikan kematian terkecil dilaporkan sejak Senin (3/8) lalu.

WHO telah menyarankan bahwa intervensi besar diperlukan di Amerika Latin karena beberapa negara mulai melanjutkan kehidupan normal meskipun kasusnya meningkat. Sebaliknya, penyebaran virus melambat di Asia, wilayah pertama penyebaran Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement