Selasa 29 Sep 2020 21:12 WIB

Anwar Ibrahim Dinilai Punya Dukungan Kuat Jadi PM Malaysia

Aminuddin berpendapat, Anwar tak mungkin gegabah dengan menggelar konferensi pers.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim menggelar konferensi pers di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (23/9). Dalam  konferensi pers tersebut pemimpin oposisi Anwar Ibrahim mengaku memiliki dukungan mayoritas yang
Foto: EPA-EFE / AHMAD YUSNI
Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim menggelar konferensi pers di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (23/9). Dalam konferensi pers tersebut pemimpin oposisi Anwar Ibrahim mengaku memiliki dukungan mayoritas yang

REPUBLIKA.CO.ID,  KUALA LUMPUR -- Menteri Besar Datuk Seri Aminuddin Harun mengatakan Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim memiliki cukup dukungan dari parlemen untuk menjadi perdana menteri Malaysia. Dia menilai, Anwar tidak akan bersikap gegabah dengan mengeklaim memperoleh dukungan mayoritas parlemen jika belum benar-benar meraihnya.

"Jika Anwar tidak mendapat dukungan, tak mudah baginya untuk membuat pernyataan. Saya yakin dia telah melakukan pekerjaan rumahnya seperti memiliki sejumlah pernyataan undang-undang yang diwajibkan untuk menunjukkan bahwa dia mendapat dukungan dari mayoritas anggota parlemen," kata Aminuddin, dikutip laman the Star pada Selasa (29/9).

Aminuddin mengaku yakin para anggota parlemen, termasuk dari pemerintah yang berkuasa, tulus mendukung Anwar. Pekan lalu Anwar mengklaim  telah memperoleh dukungan kuat mayoritas parlemen untuk membentuk pemerintahan baru. “Kami memiliki mayoritas yang kuat dan tangguh. Saya tidak berbicara tentang empat, lima, enam (kursi), saya berbicara tentang lebih dari itu," kata Anwar dalam sebuah konferensi pers pada Rabu (23/9). Anwar memang tidak memberikan angka spesifik, tapi dia menyebut dukungan terhadapnya mendekati dua pertiga dari 222 anggota parlemen.

Dengan dukungan sebanyak itu, Anwar mengatakan posisi Muhyiddin Yassin sebagai perdana menteri Malaysia saat ini telah jatuh. "Dengan dukungan yang jelas dan tak terbantahkan serta mayoritas di belakang saya, pemerintahan yang dipimpin oleh Tan Sri Muhyiddin Yassin telah jatuh," ujarnya, dikutip the Star Online.

Sementara itu Muhyiddin mempertanyakan klaim Anwar tentang dukungan mayoritas parlemen. “Dia membuat pernyataan dan ketika ditanya tentang jumlah pendukung serta siapa yang telah memberikan pernyataan dukungan menurut undang-undang, dia hanya mengatakan menunggu jawaban,” kata Muhyiddin.

Muhyiddin sebenarnya berada di partai yang sama dengan mantan perdana menteri Mahathir Mohamad, yakni Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM). Namun Muhyiddin telah bergandengan tangan dengan United Malays National Organisation (UMNO) dan Malaysian Islamic Party untuk memperoleh dukungan sebagai perdana menteri pada Februari lalu.

Pada pemilu Malaysia dua tahun lalu, UMNO tergabung dalam koalisi Barisan Nasional. Mereka mengusung petahana Najib Razak sebagai perdana menteri. Keputusan Muhyiddin bermitra dengan UMNO telah dikritik Mahathir.

Saat ini Anwar tengah menanti jadwal pertemuan dengan Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah. Sultan Abdullah masih menjalani perawatan di rumah sakit dan belum dapat melakukan pertemuan dengan siapa pun.

Raja sebenarnya hanya memainkan peran seremonial di Malaysia. Namun ia bisa menunjuk perdana menteri yang menurutnya kemungkinan akan memimpin mayoritas di parlemen. Ia pun dapat membubarkan parlemen dan memicu pemilihan atas saran perdana menteri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement