Senin 28 Sep 2020 16:31 WIB

Sepanjang 2020, Kasus TB di Sukabumi Capai 754 Kasus

Kasus TB di Sukabumi menunjukkan perkembangan yang fluktuatif.

Rep: riga nurul iman/ Red: Hiru Muhammad
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menggelar pertemuan dengan Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Sukabumi membahas penanganan kasus TB, Senin (28/9).
Foto: dok humas pemkot sukabumi
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menggelar pertemuan dengan Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Sukabumi membahas penanganan kasus TB, Senin (28/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Kasus tuberkolosis (TB) di Kota Sukabumi di sepanjang 2020 mencapai sebanyak 754 kasus. Kondisi ini disikapi Pemkot Sukabumi dengan fokus pada penanganan TB. "Kasus TB di sepanjang Januari-Agustus 2020 mencapai sebanyak 754 kasus," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, Lulis Delawati, Senin (28/9). Data ini menjadikan pemda harus mengantisipasi bertambahnya kasus.

Data kasus TB di Sukabumi menunjukkan perkembangan yang fluktuatif. Misalnya pasien TB yang ditemukan di Kota Sukabumi pada 2018 sebanyak 1.535 orang terdiri dari penduduk Kota Sukabumi dan Luar Kota Sukabumi.

Sementara pada 2019 sebanyak 1.820 orang penduduk Kota Sukabumi serta kasus TBC pada 2020 sampai triwulan tiga sebanyak 754 orang penduduk Kota Sukabumi.

Lulis menuturkan, percepatan penanganan kasus TB di daerah yang melibatkan pemerintah daerah melalui Rencana Aksi Daerah (RAD TB) sampai saat ini belum terealisasi. Di mana RAD TB ini yang diharapkan terbentuknya perwal yang mengatur penanganan kasus TBC.

Menurut Lulis, RKA tahun 2020 untuk pelaksanaan pembentukan RAD TB di tahun 2020. Akan tetapi dikarenakan adanya pandemi Covid-19 menyebabkan seluruh anggaran yang telah direncanakan dialihkan untuk penanganan Covid 19.

Di sisi lain, Pemkot Sukabumi berkomitmen dalam penanganan TB. Hal ini disampaikan Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi saat menerima audiensi tim Sub-Sub Recipient (SSR) IX Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Sukabumi di Balai Kota Sukabumi, Senin (28/9). " Kami sampaikan terimaksih kepada SSR LKNU yang telah membantu pemda melakukan akselerasi pencegahan dan penanganan TB," kata Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi. Sebab kebersamaan dan kolaborasi diperlukan karena tidak mungkin pemerintah sendiri melakukan pembangunan melainkan ada dukungan dari warga dari forum dan kelembagaan di luar pemda.

Terlebih pada masa pandemi digiatkan waspada TB, HIV dan DBD. Intinya selain fokus pada Covid-19, pemkot juga fokus pada penanganan TB. Koordinator SSR LKNU Sukabumi Moch Caesar Maulana mengatakan, pihaknya dengan Dinkes berkoordinasi dalam penanganan masalah TB. Hal ini dalam mendukung eliminasi TB 2030.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement