Senin 28 Sep 2020 16:00 WIB

UNS Dirikan Braille Center

UNS Braille Center akan ditempatkan di salah satu sudut gedung Perpustakaan Pusat UNS

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Para penyandang tunanetra belajar membaca Quran braille. ilustrasi
Foto: ANTARA/Adeng Bustomi
Para penyandang tunanetra belajar membaca Quran braille. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo merintis pendirian dan pengembangan UNS Braille Center untuk memfasilitasi kebutuhan bahan ajar bagi mahasiswa disabilitas netra. UNS Braille Center rencananya ditempatkan di salah satu sudut gedung Perpustakaan Pusat UNS.

Pendirian dan pengembangan UNS Braille Center merupakan kerja sama antara Pusat Studi Difabilitas (PSD) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat LPPM UNS dengan Balai Literasi Braille Indonesia (BLBI) Kementerian Sosial RI. Nota kesepahaman (MoU) telah ditekan kedua instansi, Senin (28/9).

Baca Juga

Kepala Pusat PSD LPPM UNS, Munawir Yusuf, mengatakan, latar belakang pendirian dan pengembangan UNS Braille Center karena selama ini produksi buku-buku bahan ajar Braille di Indonesia masih sangat terbatas.

"Melalui UNS Braille Center ini, mudah-mudahan kami bisa membantu mahasiswa disabilitas netra dalam mencari sumber belajar yang mudah diakses untuk kepentingan perkuliahan maupun penulisan karya ilmiah," kata Munawir di acara tersebut.

Munawir menjelaskan, UNS Braille Center akan mengubah buku-buku bahan ajar menjadi braille. Selain itu juga menyediakan referensi yang dibutuhkan mahasiswa disalibitas.

Pengadaan buku dan fasilitas dilakukan secara bertahap. Tahap pertama berupa produksi buku-buku braille oleh BLBI di Jawa Barat. Sedangkan UNS sebagai tempat pengembangan dan riset.

"Buku-buku apa saja yang diperlukan bisa ditempatkan di sana," kata Muanwir.

Ada Disabilitas Corner isinya semacam komputer yang bisa akses ke seluruh perpustakaan yang dibutuhkan. Aksesnya menggunakan teknokogi bantu untuk disabilitas netra, meskipun tidak bisa melihat tapi bisa mengakses laptop/komputer dan bisa akses ke berbagai perpustakaan di Indonesia dan luar negeri.

Selanjutnya, tahap kedua berupa pelatihan terhadap sumber daya manusia (SDM) yang akan mengelola UNS Braille Center. Pelatihan SDM tersebut akan dilakukan oleh BLBI, sedangkan UNS perlu menyiapkan SDM.

Saat ini, jumlah mahasiswa disabilitas yang berkuliah di UNS ada 33 mahasiswa. Pendirian UNS Braille Center juga diharapkan mendukung cita-cita UNS sebagai kampus inklusi rujukan perguruan tinggi Indonesia.

Tahun ini, PSD LPPM bersama dengan Prodi PLB FKIP, tengah melakukan penelitian untuk menyusun UNS Inclusive Index (semacam UI Green Matrix) yang nantinya akan dijadikan sebagai alat ukur untuk membuat perankingan kampus inklusif di Indonesia (UNS Inclusive Matrix).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement