Ahad 27 Sep 2020 11:00 WIB

Kantong Infus yang Digunakan Michael Jackson Dilelang

Sepupu Michael Jackson melelang kantong infus yang terakhir dipakai Raja Pop itu.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Michael Jackson. Sepupu Jackson, Marsha Stewart, mengaku menyimpan kantong infus yang terakhir kali dipakai Raja Pop itu.
Foto: AP
Michael Jackson. Sepupu Jackson, Marsha Stewart, mengaku menyimpan kantong infus yang terakhir kali dipakai Raja Pop itu.

REPUBLIKA.CO.ID, LAS VEGAS – Kantung infus yang diklaim digunakan mendiang Michael Jackson menjelang akhir hayatnya akan dilelang di rumah lelang Memorabilia Las Vegas. Kantung infus yang disebut menyimpan noda darah dari Raja Pop itu selama ini disimpan oleh sepupunya, Marsha Stewart.

Marsha mengisahkan bahwa dia mengambil kantung infus itu dari kamar tidur Jackson tak lama setelah kematiannya. Marsha juga mengklaim kantung infus tersebut merupakan salah satu yang terakhir disuntikkan kepada pelantun “Heal The World” itu.

Baca Juga

“Saya mengambilnya dari rumah sewaan Holmby Hills tempat Michael meninggal. Kantong infus itu ada di dekat tempat tidur Michael dan ada cairan seperti susu putih di dalamnya (deskripsi propofol) yang telah larut,” kata Marsha seperti dikutip dari TMZ, Ahad (27/9).

Selain kantong infus dan cairan di dalamnya, hal lain yang menarik perhatian Marsha yakni adanya noda darah Jackson. Sebab itulah dia lalu memasukkannya ke dalam tas untuk dibawa pulang.

Infus itu diperkirakan akan laku 2.500 dolar AS atau sekitar Rp 37 juta. Namun demikian, ada beberapa pihak yang meragukan keasliannya. Menurut mereka, aneh saja jika kantung infus tersebut tidak dikumpulkan oleh kepolisian sebagai barang bukti di tempat kejadian.

Michael Jackson meninggal pada 25 Juni 2009 karena keracunan propofol yang diberikan oleh dokter yang mengawasinya, dr Conrad Murray. Jackson dilaporkan telah diberikan propofol sejak beberapa bulan terakhir sebelum kematiannya. Dua obat tidur yang juga diberikan oleh Murray juga terdapat dalam tubuhnya.

Meski saksi dari ahli jantung bersaksi bahwa Murray telah melakukan tindakan keliru ketika merawat Jackson. Murray tetap mengaku tak bersalah dan menyebut bahwa terdapat konspirasi besar di baliknya.

“Ia tak meninggal, waktu itu dia hidup,” kata Murray ketika Jackson tiba di rumah sakit UCLA kala itu.

Murray telah dinyatakan bersalah dengan dakwaan pembunuhan disengaja.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement