Ahad 27 Sep 2020 00:25 WIB

Hal yang Terjadi Pada Tubuh Saat Berhenti Konsumsi Daging

Diet tanpa daging juga memiliki kekurangan dan berdampak bagi kesehatan tubuh.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Diet tanpa daging juga memiliki kekurangan dan berdampak bagi kesehatan tubuh (Foto: ilustrasi daging segar)
Foto: britannica.com
Diet tanpa daging juga memiliki kekurangan dan berdampak bagi kesehatan tubuh (Foto: ilustrasi daging segar)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Daging merupakan salah satu sumber protein yang baik untuk tubuh. Namun, konsumsi daging yang berlebih dapat memberikan dampak sebaliknya. Oleh karena itu, sebagian orang memilih untuk membatasi dan bahkan berhenti mengonsumsi daging.

Vegetarian dan vegan merupakan contoh pengaturan pola makan atau diet tanpa konsumsi daging. Kedua pola makan ini tak hanya populer tetapi juga diyakini membawa beragam manfaat bagi kesehatan bila diterapkan dengan benar.

Baca Juga

Akan tetapi, diet tanpa daging juga memiliki beberapa kekurangan bagi kesehatan tubuh. Berikut ini adalah beberapa hal yang mungkin terjadi ketika seseorang berhenti mengonsumsi daging, seperti dilansir Independent, Sabtu (26/9).

Berat Badan Turun

 

Studi yang dilakukan peneliti George Washington University School of Medicine mengungkapkan bahwa diet vegetarian dapat membantu menurunkan berat badan secara signifikan. Menurut studi yang dimuat dalam Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics ini, partisipan rata-rata berhasil menurunkan berat badan sebanyak 10 pon atau sekitar 4,5 kilogram setelah beralih ke diet vegetarian. Berat badan tersebut turun meski partisipan tidak memantau asupan kalori atau meningkatkan olahraga.

"Diet berbasis tanaman dapat menolong Anda untuk menurunkan berat badan tanpa menghitung aklori atau meningkatkan rutinitas olahraga Anda," jelas ketua tim peneliti Neal Barnard MD.

Bakteri Usus Berubah

Perkataan "Kamu adalah apa yang kamu makan" mungkin ada benarnya. Pola makan dapat mempengaruhi sistem pencernaan secara signifikan.

Studi pada 2014 berhasil mengungkap perbedaan bakteri usus pada orang-orang yang mengonsumsi daging, menerapkan diet vegan, dan diet vegetarian. Perbedaan yang paling terlihat adalah bakteri usus pada orang-orang yang mengonsumsi daging dengan orang-orang yang menerapkan diet vegan. Orang-orang yang menerapkan diet vegan memiliki spesies bakteri usus yang lebih protektif.

photo
(Ilustrasi daging olahan) - (Pxfuel)

Dapat Kekurangan Nutrisi

Diet vegetarian atau vegan yang seimbang dapat memberikan asupan gizi yang cukup. Akan tetapi, orang-orang yang menerapkan diet vegetarian atau vegan akan lebih sulit untuk mendapatkan asupan zat besi, vitamin D, dan vitamin B12 menurut NHS. Sehingga ada risiko bagi mereka untuk mengalami defisiensi zat-zat gizi tersebut.

Untuk mencegahnya, NHS merekomendasikan orang-orang yang menerapkan diet vegetarian atau vegan untuk mengonsumsi banyak kacang-kacangan, seperti polong dan lentil, kacang tanah, buah-buahan, sayuran berwarna hijau tua, gandum utuh, serta sereal dengan fortifikasi zat besi.

Asupan vitamin B12 bisa didapatkan dari produk ekstrak ragi seperti Marmite, sereal yang difortifikasi, serta produk kedelai. Untuk yang menerapkan diet vegetarian, telur dan beberapa jenis susu juga dapat menjadi sumber vitamin D. Sumber vitamin D lainnya adalah selai yang difortifikasi dan sereal.

Risiko Kanker Lebih Rendah

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan daging olahan sebagai karsinogenik. Artinya produk-produk daging olahan seperti daging asap dan salami berada pada kategoriyang sama dengan formaldehida, radiasi gamma, dan rokok. Daging merah juga dilabeli sebagai "kemungkinan" memiliki sifat penyebab kanker.

"Konsumsi daging merah, khususnya daging olahan, yang lebih tinggi telah dikaitkan dengan beberapa jenis kanker, khususnya kanker usus," jelas NHS.

Penurunan Risiko Penyakit Jantung

Konsumsi daging merah juga dikaitkan dengan penyakit jantung. Studi yang dilakukan Lerner Research Institute menunjukkan bahwa nutrisi bernama carnitine pada daging merah dapat mempengaruhi reaksi mikroba usus. Kondisi tersebut dapat berkontribusi pada terjadinya penyakit jantung.

"Studi ini menambah data yang memperkuat hubungan antara daging merah, proses penyerapan carnitine, dan perkembangan penyakit jantung," timpal ketua tim peneliti Stanley Hazen MD PhD yang juga merupakan Wakil Ketua Translational Research for the Lerner Research Institute and Section Head of Preventive Cardiology & Rehabilitation.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement