Sabtu 26 Sep 2020 15:21 WIB

Mahasiswi STMIK Nusa Mandiri Olah Limbah Jadi Media Estetika

Mahasiswi Nusa Mandiri Sukses Olah Limbah Jadi Media Estetika

Efrina, mahasiswi STMIK Nusa Mandiri, sukses mengolah limbah menjadi media estetika rumah dan style fashion.
Foto: Dok STMIK Nusa Mandiri
Efrina, mahasiswi STMIK Nusa Mandiri, sukses mengolah limbah menjadi media estetika rumah dan style fashion.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sampah menjadi masalah besar di Indonesia yang jumlahnya tidak akan pernah habis. Masih kurangnya kesadaran dari masyarakat dalam mengelola limbah sampah, membuat sampah tidak memiliki nilai sama sekali. Padahal, beberapa sampah masih bisa diolah dan memiliki nilai ekonomis.

Seperti yang dilakukan Efrina,  mahasiswi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Nusa Mandiri . ia  mengelola limbah sampah menjadi berbagai media estetika rumah dan style fashion.

Dengan karya nya tersebut, ia berhasil menyabet Juara Tiga pada pagelaran Lomba Karya Mahasiswa yang digelar oleh Kampus STMIK Nusa Mandiri. 

Gadis cantik kelahiran Jakarta ini mengungkapkan bahwa limbah yang diolah meliputi, plastik, kardus, kain, gelas, botol, stik eskrim yang kesemuanya adalah bekas pakai. Limbah sampah yang tak terpakai itu, berhasil di sulap menjadi tas, bantal, dompet, rak komestik, vas bunga dan lain-lain. 

“Berawal dari melihat banyaknya limbah bekas yang tak terpakai dan menjadi sampah, saya kemudian berniat menjadikan sampah itu menjadi barang yang berguna dan bernilai kembali,” ujarnya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (25/9).

photo
Setelah diolah, limbah sampah berhasil disulap menjadi tas, bantal, dompet, rak komestik, vas bunga dan lain-lain.  (Foto: Dok STMIK Nusa Mandiri)

Proses pembuatannya harus menyiapkan alat dan bahan seperti gunting, lem, cutter dan barang-barang bekas. 

“Potong dan gunting bahan sesuai bentuk yang diinginkan yang dapat disusun dan dibuat sehingga layak untuk dipasarkan. Lalu gabungkan beberapa bagian bentuk menjadi kerajinan yang diinginkan.  Penggabungan dapat memanfaatkan bahan pendukung seperti lem tembak, alat jahit, lem fox, gunting, solasi, stik eskrim, kertas kado, dan sebagainya,” papar mahasiswi jurusan Sistem Informasi ini, menjelaskan. 

Bagian akhir yang sangat penting dalam proses pembuatan kerajinan ini akan memberikan tampilan berupa pewarnaan agar produk yang dibuat lebih menarik terhadap nilai jual produk. 

“Potensi yang dihasilkan mengurangi limbah di masyarakat dengan cara mengolah menjadi barang yang mempunyai nilai jual dan kreativitas tinggi. Sehingga,  menjadi potensi yang bagus untuk membantu kampanye mengurangi pengunaan limbah di masyarakat serta berguna bagi penyuka barang yang ekonomis dan simpel,” tutupnya.

Arif Hidayat, selaku Kemahasiswaan STMIK Nusa Mandiri menanggapi bahwa Lomba Karya Mahasiswa adalah  sebuah wadah untuk menampung semua kreativitas mahasiswa yang memiliki jiwa inovatif agar mampu mengambil peran sebagai agent of change dalam memajukan  TIK (teknologi informasi dan komunikasi)  dan pemanfaatannya di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement